Selasa, 24 Juni 2025 13:07

Trump Sebut Serangan Iran di Qatar “Lemah”, Serukan Perdamaian di Timur Tengah

Trump Sebut Serangan Iran di Qatar “Lemah”, Serukan Perdamaian di Timur Tengah

ABATANEWS, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menanggapi serangan rudal Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar dengan nada meremehkan. Dalam pernyataannya, Trump menyebut aksi Iran itu sebagai “respons yang sangat lemah”, sekaligus mengklaim bahwa serangan tersebut telah ditanggapi secara efektif oleh AS.

Iran secara resmi menanggapi penghancuran fasilitas nuklir mereka dengan respons yang sangat lemah. Sesuai dugaan sebelumnya dan telah ditanggapi dengan sangat efektif,” ujar Trump melalui unggahan di platform Truth Social, seperti dilansir AFP.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas pemberitahuan awal dari pihak Iran sebelum serangan terjadi, yang menurutnya membantu mencegah jatuhnya korban.

Baca Juga : Trump Merasa Rugi Berbisnis dengan Indonesia, Istana Mau Negosiasi Ulang

“Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena memberi kami pemberitahuan awal, yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang, dan tidak ada yang terluka,” tambahnya.

Trump bahkan menyebut bahwa serangan udara AS terhadap infrastruktur nuklir Iran—yang menjadi pemicu serangan balasan tersebut—justru membuka peluang bagi perdamaian regional.

“Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan upaya menuju perdamaian dan harmoni di kawasan. Saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama,” tulisnya.

Baca Juga : Genjatan Senjata Donald Trump Tidak Jelas, Israel Kembali Serang Iran

Lebih lanjut, Trump mengklaim bahwa Iran telah mengerahkan seluruh kekuatan militernya dalam insiden kali ini dan menyatakan harapan agar konflik ini tidak berlanjut lebih jauh.

Menurutnya, ketegangan terbaru—yang dimulai dari serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran—bisa menjadi titik awal bagi de-eskalasi konflik dan rekonsiliasi di Timur Tengah.

Iran sendiri sebelumnya meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Al Udeid di Qatar pada Senin (23/6/2025) malam waktu setempat, sebagai balasan atas serangan udara AS. Pangkalan strategis itu diketahui menampung ribuan personel militer Amerika serta menjadi markas Komando Pusat AS dan pasukan operasionalnya di kawasan.

Penulis : Azwar
Komentar