Kamis, 03 Oktober 2024 20:26

Kisah Pendiri WhatsApp: Ditolak Kerja di Facebook, Tumbangkan BBM, hingga Dibeli Meta

Kolase foto dua pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton. (Dok Google)
Kolase foto dua pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton. (Dok Google)

ABATANEWS, JAKARTAWhatsApp, salah satu aplikasi pesan instan terbesar di dunia, lahir dari visi sederhana dua orang sahabat: Jan Koum dan Brian Acton. Kisah sukses ini berawal pada tahun 2009 ketika Jan Koum, seorang imigran asal Ukraina yang pindah ke Amerika Serikat pada usia 16 tahun, bertemu Brian Acton saat keduanya bekerja di Yahoo.

Setelah bertahun-tahun bekerja di Yahoo, Koum dan Acton memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut pada tahun 2007. Keduanya ingin memulai sesuatu yang baru dan lebih bermakna. Mereka berdua bahkan sempat melamar pekerjaan di Facebook, namun ditolak. Pengalaman ini justru mendorong mereka untuk menciptakan aplikasi yang dapat mengubah cara orang berkomunikasi.

Awal Mula WhatsApp

Baca Juga : Akun WhatsApp Kabid Humas IKP Diskominfo Makassar Diretas, Pelaku Lakukan Penipuan

Pada Januari 2009, Koum membeli iPhone dan segera menyadari bahwa App Store akan menjadi fenomena besar. Ia ingin menciptakan aplikasi sederhana yang memungkinkan orang berkomunikasi dengan mudah tanpa gangguan iklan atau biaya yang tinggi. WhatsApp lahir dari konsep tersebut, dengan nama yang diambil dari permainan kata “What’s up” yang populer dalam bahasa Inggris.

WhatsApp 1.0 awalnya hanya berupa aplikasi yang menampilkan status pengguna. Namun, setelah melihat potensi besar dalam layanan pesan instan, Koum memutuskan untuk mengembangkan fitur pengiriman pesan. Dalam waktu singkat, WhatsApp berubah menjadi aplikasi pesan instan yang mendobrak dominasi SMS, karena bisa mengirim pesan tanpa biaya tambahan—hanya menggunakan koneksi internet.

Persaingan dengan Aplikasi Serupa

Baca Juga : WhatsApp Luncurkan Fitur Bisa Ditelepon Meski Tanpa Simpan Nomor Kontak

Di awal perjalanannya, WhatsApp menghadapi persaingan ketat dari aplikasi serupa seperti BBM (BlackBerry Messenger), Viber, dan Line. Namun, WhatsApp memiliki keunggulan yang sulit disaingi: kesederhanaan dan fokus pada pengalaman pengguna tanpa iklan. Sementara aplikasi lain mulai menambahkan fitur yang lebih kompleks seperti stiker atau game, WhatsApp tetap berpegang teguh pada tujuan utamanya—menjadi alat komunikasi yang cepat, aman, dan andal.

WhatsApp juga memanfaatkan fitur enkripsi end-to-end sejak awal, sesuatu yang kemudian menjadi standar keamanan di industri pesan instan. Ini membuat WhatsApp semakin populer di kalangan pengguna yang mengutamakan privasi.

Puncak Popularitas dan Pembelian oleh Facebook

Baca Juga : Hati-hati! Penipuan Lewat WA Mengintai Jelang Pencoblosan

Pada 2014, popularitas WhatsApp sudah tak terbendung. Dengan lebih dari 600 juta pengguna aktif bulanan, WhatsApp berhasil mengalahkan para pesaingnya. Capaian ini menarik perhatian Facebook (sekarang Meta), yang melihat potensi besar untuk mengakuisisi aplikasi tersebut. Pada Februari 2014, WhatsApp resmi dibeli oleh Facebook dengan nilai fantastis sebesar 19 miliar dolar AS—salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah teknologi.

Meskipun WhatsApp kini berada di bawah naungan Meta, Jan Koum dan Brian Acton terus menekankan pentingnya privasi pengguna. WhatsApp tetap bebas dari iklan, dan Meta berjanji untuk mempertahankan visi asli dari aplikasi tersebut.

Namun, pada 2018, Brian Acton meninggalkan perusahaan karena perbedaan pandangan terkait monetisasi WhatsApp. Acton menentang rencana Meta untuk mengintegrasikan iklan dalam aplikasi, sesuatu yang ia anggap melanggar janji awal WhatsApp kepada para pengguna.

Baca Juga : WhatsApp Bakal Sematkan Pesan Suara dan Stiker pada Layanan Channel

Perjalanan WhatsApp Hingga Kini

Saat ini, WhatsApp telah menjadi aplikasi pesan instan terbesar di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan. Ia digunakan di lebih dari 180 negara dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat global, baik untuk komunikasi pribadi maupun bisnis. WhatsApp terus berkembang dengan menambahkan fitur-fitur baru, seperti panggilan video dan pembayaran digital, tanpa mengorbankan privasi penggunanya.

Kisah WhatsApp adalah contoh bagaimana visi sederhana untuk menciptakan alat komunikasi yang efisien dan aman dapat tumbuh menjadi kekuatan global, bahkan di tengah persaingan ketat.

Baca Juga : Apa Itu Fitur Baru Channel di Aplikasi WhatsApp?

Sumber:

1. Sejarah WhatsApp: https://www.whatsapp.com/about/

2. Informasi akuisisi oleh Meta: https://about.fb.com/news/2014/02/facebook-to-acquire-whatsapp/

Baca Juga : WhatsApp Umumkan Layanan Terhubung ke Server Proxy

3. Enkripsi end-to-end WhatsApp: https://www.whatsapp.com/security/

 

Penulis : Azwar
Komentar
Berita Terbaru