ABATANEWS — Pandemi virus corona mencapai tonggak sejarah baru yang suram di Amerika Serikat pada Jumat lalu dengan jumlah kematian kumulatif melebihi 900.000 seperti data yang dilaporkan reuters.
Penghitungan terbaru menandai peningkatan lebih dari 100.000 kematian COVID-19 AS sejak 12 Desember, bertepatan dengan lonjakan infeksi dan rawat inap yang didorong oleh varian virus Omicron yang sangat menular.
Bukti awal telah menunjukkan bahwa Omicron, meskipun jauh lebih menular, umumnya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah dibandingkan dengan iterasi virus sebelumnya, seperti Delta.
Baca Juga : Eks Kadinsos Makassar Jadi Tersangka Kasus Mark Up Bansos Covid-19
Tetapi banyaknya kasus Omicron memicu lonjakan rawat inap yang telah membebani banyak sistem perawatan kesehatan AS hingga batasnya dalam beberapa pekan terakhir.
Para ahli mengatakan sebagian besar pasien Omicron yang membutuhkan rawat inap adalah individu yang tidak divaksinasi dan orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis lain yang menyertainya.
Data juga menunjukkan bahwa Omicron mungkin telah berdampak besar di Amerika Serikat daripada negara-negara lain dengan populasi keseluruhan yang lebih sedikit, seperti di Afrika.
Baca Juga : Temui PM dan Presiden Israel, Menlu AS Minta Segera Hentikan Serangan ke Gaza
Pada hari Jumat, menurut penghitungan data yang dilaporkan negara bagian jumlah total nyawa orang Amerika yang hilang karena COVID-19 sejak kasus AS pertama terdeteksi pada awal 2020 telah mencapai setidaknya 904.228.
Sumber: Reuters