ABATANEWS.COM – Kementerian Luar Negeri Turki pada hari Minggu menyatakan kekhawatiran mendalam atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, dan memperingatkan hal itu dapat meningkatkan konflik regional menjadi krisis global.
“Serangan AS terhadap situs nuklir Republik Islam Iran pada tanggal 22 Juni telah memaksimalkan risiko yang telah berulang kali kami soroti, yakni meningkatnya konflik dan ketidakstabilan lingkungan keamanan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip aa.com, Senin (23/6/2025).
Ankara mengatakan pihaknya sangat prihatin mengenai kemungkinan konsekuensi dari operasi yang menargetkan fasilitas nuklir Iran.
Baca Juga : Trump Merasa Rugi Berbisnis dengan Indonesia, Istana Mau Negosiasi Ulang
“Perkembangan ini dapat membawa pertikaian regional ke tingkat global. Kami tidak ingin melihat skenario bencana seperti itu terjadi,” tambah pernyataan itu.
Turki menghimbau semua pihak yang terlibat untuk bertindak secara bertanggung jawab dan segera menghentikan serangan balasan guna menghindari jatuhnya korban dan kerusakan lebih lanjut.
“Satu-satunya cara untuk menyelesaikan pertikaian mengenai program nuklir Iran adalah melalui perundingan,” tegas kementerian tersebut, seraya mendesak masyarakat internasional untuk mendukung upaya diplomatik guna menemukan solusi damai.
Baca Juga : Pemimpin Tertinggi Iran Singgung Trump, Serangan ke Situs Nuklir Terlalu Dibesar-besarkan
“Turkiye siap memenuhi tanggung jawabnya dan memberikan kontribusi yang membangun,” demikian pernyataan itu.
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah AS melancarkan serangan terhadap situs nuklir Iran, termasuk fasilitas Fordo, menggunakan bom penghancur bunker dan rudal jelajah.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Minggu bahwa pasukan Amerika melakukan serangan udara yang “sangat berhasil” terhadap tiga lokasi nuklir Iran, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.
Baca Juga : Kemlu RI Sebut 70 Lebih WNI Telah Dievakuasi dari Iran
Menyusul serangan AS, Iran meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat guna mengutuk agresi AS dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melanggar hukum internasional.
