Jumat, 06 Agustus 2021 09:08

Jerman, Prancis, dan Israel Abaikan Seruan WHO

Jerman, Prancis, dan Israel Abaikan Seruan WHO

ABATANEWS — Jerman, Prancis, dan Israel akan melanjutkan rencana pemberian vaksin ketiga COVID-19 (booster) yang mengabaikan seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menunda sampai lebih banyak orang divaksinasi di seluruh dunia.

Keputusan untuk terus maju dengan vaksin booster mengabaikan pernyataan WHO yang menyoroti ketidakadilan dalam distribusi vaksin ketika negara-negara kaya meningkatkan program untuk melindungi warga dari varian Delta yang lebih menular.

Baca Juga : Bagi yang Ingin Vaksin Booster Kedua, Ini Manfaat yang Disodorkan oleh IDI

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis sedang berupaya meluncurkan dosis ketiga untuk orang tua dan rentan mulai September.

Jerman akan memberikan booster kepada pasien yang sangat tua dan penghuni panti jompo mulai September, kata kementerian kesehatan.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan mendesak warga yang lebih tua untuk mendapatkan suntikan ketiga setelah pemerintah bulan lalu memulai kampanye untuk memberikan dosis booster.

Baca Juga : Besok, Masyarakat Sudah Bisa Vaksin COVID-19 Booster Kedua

“Siapa pun yang berusia di atas 60 tahun, dan belum menerima dosis ketiga dari vaksin, enam kali lebih rentan terhadap penyakit parah dan – sangat dilarang,” kata Bennett.

Dalam diskusi online dengan publik dan jurnalis, Bennett mengatakan upaya Israel untuk memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech kepada orang-orang di atas 60 tahun akan membantu dunia dalam memerangi varian Delta.

Israel, dengan populasi 9,3 juta, adalah negara kecil yang penggunaan vaksinnya tidak terlalu mempengaruhi pasokan dunia secara signifikan”, tambahnya.

Baca Juga : DPR RI Ingatkan Pemerintah, Jangan Terima Vaksin yang Segera Kadaluarsa

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu menyerukan penghentian booster hingga setidaknya akhir September, dengan mengatakan tidak dapat diterima bagi negara-negara kaya untuk menggunakan lebih banyak pasokan vaksin global.

Komentar