ABATANEWS – Sebanyak empat warga Afghanistan yang telah tiba di Amerika Serikat terkonfirmasi sakit campak. Akibat ditemukannya kasus ini, pihak berwenang menghentikan penerbangan warga Afghanistan ke Amerika Serikat.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menetapkan kebijakan tersebut atas rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan tidak menyebut berapa lama waktu penghentian itu.
Baca Juga : Temui PM dan Presiden Israel, Menlu AS Minta Segera Hentikan Serangan ke Gaza
Perkembangan itu membuat para pejabat Amerika di luar negeri pada Jumat memindahkan dari pesawat keluarga-keluarga Afghanistan yang telah berjuang melalui pelarian yang melelahkan dan berbahaya, ke tempat yang aman setelah Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus. Warga Afghanistan menghadapi pos pemeriksaan Taliban dan kerumunan massa untuk memasuki bandara Kabul.
Sebuah dokumen pemerintah yang dilihat oleh Associated Press mengatakan , penghentian itu akan “sangat berdampak” pada operasi di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, salah satu situs transit terbesar. Dokumen itu juga menyebut, penerbangan menuju AS akan berhenti dari pangkalan AS al-Udeid di Qatar.
Ribuan pengungsi Afghanistan yang diterbangkan keluar dari Kabul masih dalam perjalanan ke rumah baru mereka di Amerika Serikat. Beberapa di antaranya direlokasi untuk pemeriksaan lebih lanjut di Kosovo.
Baca Juga : Betapa Paniknya Anak-anak Ditembaki Saat Rayakan Idul Fitri di Philadelphia, 3 Luka
Dokumen pemerintah mengatakan, penghentian penerbangan yang diumumkan pada Juma akan menimbulkan “efek buruk” pada hampir 10.000 pengungsi di Ramstein. Tercatat, banyak yang sudah berada di sana lebih dari 10 hari dan akan semakin merasa lelah.
Jerman telah menetapkan batas 10 hari bagi warga Afghanistan untuk tinggal di pangkalan AS, tetapi waktu itu tampaknya lebih sebagai pedoman daripada tenggat waktu yang sulit dipenuhi. Beberapa politisi dan media Jerman menggerutu ketika sejumlah warga Afghanistan meminta suaka setelah mencapai Jerman.
Jerman dan Qatar bersama dengan Italia, Spanyol, Kosovo, Kuwait dan negara-negara lain, setuju untuk menjadi tuan rumah sementara tempat pemrosesan AS untuk pengungsi setelah Kabul jatuh, setelah sekutu awalnya menolak keras atas kekhawatiran terjebak dengan masalah keamanan AS. Kelompok-kelompok pengungsi telah mengkritik pemerintahan Joe Biden karena tidak membawa para pengungsi Afghanistan ke wilayah AS untuk penyaringan.
Baca Juga : Serangan Udara Amerika Serikat Tewaskan 40 Warga Suriah dan Irak
Sumber: Republika.co.id