Rabu, 26 Mei 2021 09:16

Terjadi 195 Tahun Sekali, Gerhana Bulan Total Bisa Dilihat di Wilayah Ini

Terjadi 195 Tahun Sekali, Gerhana Bulan Total Bisa Dilihat di Wilayah Ini

ABATANEWSGerhana Bulan Total (GBT) akan melintasi bumi pada 26 Mei hari ini. Fenomena ini spesial, karena bersamaan dengan terjadinya Perige, yakni ketika bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Melansir dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Gerhana bulan kali ini disebut juga Bulan Merah Super (supermoon) dimana fenomena tersebut akan berulang setiap 195 tahun sekali, dan akan kembali terjadi pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217, dan 16 Mei 2394.

Di Tanah Air, GBT bisa disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian timur), tanpa menggunakan alat bantu optik apapun. GBT kali ini terletak di dekat konstelasi Scorpius.

Baca Juga : Hingga pukul 18.40 Wita, Gerhana Bulan di Makassar Tidak Terlihat

Puncak GBT terjadi pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.18.43 WITA atau 20.18.43 WIT, dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi.

Sementara puncak Perige akan terjadi pada pukul 08.57.46 WIB atau 09.57.46 WITA atau 10.57.46 WIT, dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

Secara global, GBT kali ini dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis.

Baca Juga : Salat Gerhana Berjamaah, Danny Doakan Makassar Cepat Pulih dari Covid 19

Kelebihan GBT kali ini juga terjadi bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 sukaplaksa (paroterang). Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB atau 19.13.30 WITA atau 20.13.30 WIT, dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnama yang selalu jatuh pada 15 suklapaksa di bulan Waisaka.

Pada saat bulan purnama, bulan dan matahari akan berada pada satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga cahaya matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, dengan Bumi berada di antara keduanya.

Baca Juga : Keindahan Fenomena Langka Super Blood Moon

Dengan begitu, bulan akan tampak bulat sempurna dipandang dari bumi. Kedudukan membentuk garis lurus seperti ini dikenal dengan istilah oposisi atau istiqbal.

Komentar
Berita Terbaru