ABATANEWS, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Maros menerima bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk menunjang peningkatan pelayanan Perpustakaan Daerah hingga ke Pelosok.
Penyerahan kendaraan itu diserahkan langsung oleh Kepala Perpusnas, M Syarif Bando kepada Bupati Maros, Chaidir Syam yang juga didampingi oleh Bunda Baca Maros dan Kadis Perpustakaan Daerah Maros di Gedung Perpusnas, Jakarta (10/10/2023).
Dalam sambutannya, Kepala Perpusnas, M Syarif Bando mengatakan, mobil itu tidak hanya berisi beragam buku tapi juga dilengkapi dengan peralatan multimedia sebagai penunjang.
Baca Juga : Harapan Bupati Maros Usai Resmikan Kantor Camat Bontoa: Beri Layanan Publik yang Lebih Baik
Ia berpesan, agar makin luasnya jangkauan pelayanan perpustakaan ini bisa meningkatkan minat baca sampai ke pelosok. “Ini bagian dari pelayanan kita untuk menjangkau semua kalangan,” katanya.
Menurutnya, upaya untuk mendorong minat baca bagi masyarakat tidaklah mudah. Tidak hanya sekadar memberikan fasilitas, melainkan harus dibarengi dengan program yang berkelanjutan.
“Merubah prilaku itu pekerjaan berat. Karena budaya literasi ini adalah sikap yang harus terus kita dorong bersama oleh semua pihak. Semua Kadis harus turun agar paradigma masyarakat kita bisa berubah,” ujarnya.
Baca Juga : Plt Bupati Maros Buka Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Penanganan Korban Kekerasan Perempuan
Dalam kesempatan itu, Syarif juga mengapresiasi Bupati Maros yang selama ini sangat peduli dengan kemajuan literasi dengan terus mengembangkan perpustakaan daerah hingga ke desa-desa.
“Yah karana tidak banyak Kepala Daerah yang mau berperan aktif dalam memajukan perpustakaan. Yah mungkin karena isunya tidak populis dari sektor lain,” paparnya.
Sementara itu, Chaidir Syam yang didaulat memberikan sepatah kata mengaku, dirinya konsen di isu literasi ini karena sadar betapa pentingnya budaya baca bagi generasi mendatang.
Baca Juga : Pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional, Plt Bupati Maros: Momentum Kenang Perjuangan Santri
“Saya pribadi tidak berfikir ini kebijakan yang mungkin tidak ada efek elektoral atau tidak. Saya faham betul budaya baca ini sangat penting bagi generasi kita,” sebutnya.
Dalam dua tahun terakhir, kata Chaidir, pihaknya telah membuat 43 Perpustakaan Desa berbasis inklusi. Ia target tahun ini akan ada penambahan 15 desa lagi.
“Kedepannya kita terget seluruh desa dan kelurahan ini telah memiliki perpustakaan berbasis inklusi. Tidak hanya kita suplai buku, tapi juga komputer dan semua itu dari APBD kita,” pungkasnya.