Senin, 30 Juni 2025 11:04

Pemimpin Tertinggi Iran Singgung Trump, Serangan ke Situs Nuklir Terlalu Dibesar-besarkan

Pemimpin Tertinggi Iran Singgung Trump, Serangan ke Situs Nuklir Terlalu Dibesar-besarkan

ABATANEWS.COM – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyindir Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia menilai, serangan AS terhadap situs nuklir Iran terlalu dibesar-besarkan.

Padahal, serangan rudal AS yang dilancarkan pada Minggu 25 Juni 2025 itu tidak mencapai hasil yang signifikan. Pasalnya, tidak menimbulkan kerusakan yang masif dan menghancurkan bahan nuklir dan sejenisnya.

“Presiden Amerika membesar-besarkan peristiwa dengan cara yang tidak biasa, dan ternyata dia membutuhkan pembesar-besaran ini,” kata Ayatollah Ali Khamenei pada hari Minggu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun resminya, X pada Senin (30/6/2025).

Baca Juga : Trump Merasa Rugi Berbisnis dengan Indonesia, Istana Mau Negosiasi Ulang

“Siapa pun yang mendengar kata-kata itu memahami bahwa di balik permukaannya, ada kebenaran lain. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa dan membesar-besarkannya untuk menutupi dan menyembunyikan kebenaran,” imbuhnya.

Sebelumnya, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa serangan udara menghancurkan situs nuklir Iran.

“Kami menghancurkan kemampuan nuklir mereka, dan kami menghentikannya. Itu adalah hal yang indah. Dan mereka tidak dapat melanjutkan lebih jauh lagi. Itu adalah 12 hari yang sangat intens — sangat, sangat intens,” ungkap Trump.

Baca Juga : Kedatangan Benjamin Netanyahu Ke AS Disambut Aksi Demo Kelompok Pro-Palestina

Konflik antara Israel dan Iran meletus pada tanggal 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap lokasi militer, nuklir, dan sipil Iran, menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai 5.332 orang, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

AS mengebom fasilitas nuklir Fordo, Natanz, dan Isfahan milik Iran dalam eskalasi konflik.

Teheran melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak balasan terhadap Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang, menurut angka yang dirilis oleh Universitas Ibrani Yerusalem.

Baca Juga : Donald Trump Akan Umumkan Tarif Impor Masuk AS Untuk 12 Negara

Konflik tersebut terhenti berdasarkan gencatan senjata yang disponsori AS dan mulai berlaku pada tanggal 24 Juni.

Penulis : Redaksi
Komentar