Selasa, 08 Februari 2022 21:15

Muhammad Adnan Arsal: Islam dan Kristen Kini Hidup damai di Poso

Muhammad Adnan Arsal (kiri) dan Khoirul Anam (kanan) dalam pesan damainya melalui buku berjudul "Muhammad Adnan Arsal- Panglima Damai Poso". (foto: abatanews/Wahyu Susanto)
Muhammad Adnan Arsal (kiri) dan Khoirul Anam (kanan) dalam pesan damainya melalui buku berjudul "Muhammad Adnan Arsal- Panglima Damai Poso". (foto: abatanews/Wahyu Susanto)

ABATANEWS, MAKASSAR – Konflik berdarah yang terjadi di Poso sejak 1998 tak menyisakan apa-apa. Hanya duka dan sesal yang tak berkesudahan kini melanda dan membekas sampai saat ini.

Bahkan hingga kini, puluhan tahun setelah kerusuhan, Poso masih kerap dilekati stigma sebagai kawasan berbahaya dan ladang pertempuran. Namun, sejumlah kalangan mencoba untuk menghapus stigma tersebut.

Tidak lain, yakni Muhammad Adnan Arsal yang dulunya adalah Panglima Pasukan Muslim Poso. Ia datang ke Kota Makassar, untuk menyampaikan kepada seluruh khalayak tentang kondisi Poso yang sekarang dalam keadaan sangat damai.

Baca Juga : Bedah Buku Panglima Damai Poso: Pentingnya Menjaga Perdamaian

“Poso tidak lagi dalam keadaan konflik. Masyarakat di sana telah hidup damai dan berdampingan. Konflik itu sudah kami selesaikan dengan berbagai pertemuan dan dialog. Sehingga antar Islam dan Kristen sudah hidup dengan damai dan sejahtera,” ungkap Muhammad Adnan Arsal di Makassar, Selasa (8/2/2022).

Ia menjelaskan, berbagai upaya telah dilakukan antara pemuka agama Islam dan Kristen untuk tetap hidup damai di Poso. Diantaranya, melakukan dialog antara masyarakat Islam dan Kristen untuk mencari agar perdamaian tetap kokoh.

“Kemudian dengan bertemun kedua kubu itu, ada pesan-pesan yang harus disampaikan ke masyarakat agar konflik jangan dipelihara,” terangnya.

Baca Juga : Bedah Buku Panglima Damai Poso: Pentingnya Menjaga Perdamaian

Ia menambahkan sejatinya konflik tetap ada di Poso tetapi bukan lagi antar agama. Melainkan konflik antar pemuda yang memang sejatinya kerap terjadi di berbagai kota.

Namun Adnan Arsal menegaskan jika konflik antar pemuda itu terjadi berbagai upaya langsung dilakukan agar tidak muncul isu-isu lain. Seperti dialog dengan mempertemukan kedua kubu dan mencari solusi agar segera diselesaikan.

“Jadi sejak awal kita lakukan mediasi agar tidak muncul isu-isu lain. Mata kita harus tajam melihat siapa yang konflik. Karena kalau kita biarkan, kasihan kita punya generasi penerus di Poso,” imbuhnya.

Baca Juga : Bedah Buku Panglima Damai Poso: Pentingnya Menjaga Perdamaian

Demi melancarkan pesan perdamaian di Poso, sebuah buku pun diterbitkan. Judulnya, “Muhammad Adnan Arsal- Panglima Damai Poso” yang ditulis Khoirul Anam.

Dalam buku tersebut berkisah perjuangan sang Panglima, lengkap dengan pesan-pesan damainya. Buku ini menegaskan fakta bahwa konflik di Poso sudah selesai, dan mengingat banyaknya kerugian dan kemalangan yang dialami masyarakat.

Sang penulis, Khoirul Anam menambahkan aksi teror dan kekerasan apapun tak boleh diberi ruang di bumi Indonesia. Pemerintah dan segenap masyarakat harus terlibat dalam upaya membangun damai termasuk di Poso.

Baca Juga : Bedah Buku Panglima Damai Poso: Pentingnya Menjaga Perdamaian

“Poso sekarang sudah damai. Antara Islam dan Kristen hidup berdampingan. Bahkan beliau, (Muhammad Adnan Arsal) sangat dihormati di Poso sebagai seorang ayah bagi Muslim dan Kristen,” pungkasnya.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar