ABATANEWS, JAKARTA — Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah kelompok milisi pro-Iran di Irak, yang menyebut diri sebagai Perlawanan Islam, mengklaim telah meluncurkan serangan drone ke wilayah Israel pada Jumat (1/11/2024).
Serangan ini diyakini sebagai aksi balasan atas serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran sepekan sebelumnya.
Melansir Al Jazeera, dalam pernyataan resminya, Perlawanan Islam menyebut bahwa empat drone dikirim dengan sasaran strategis di wilayah Israel, tiga di antaranya menargetkan wilayah selatan Israel, dan satu drone diarahkan ke “target vital” di Dataran Tinggi Golan.
Baca Juga : Menhan Israel Buat Aturan Suruh Cabut Pengeras Suara di Masjid
Israel pun merespons dengan cepat. Media Israel melaporkan bahwa dua dari empat drone berhasil dicegat oleh jet tempur mereka di atas Laut Merah.
Meskipun asal pasti serangan belum terverifikasi, drone tersebut diperkirakan berasal dari arah timur, menunjukkan kemungkinan bahwa milisi Irak pro-Iran menjadi dalangnya.
Aksi balas-membalas ini bermula dari serangan udara Israel pada 26 Oktober lalu yang menghantam fasilitas militer di beberapa wilayah Iran, termasuk Ilam, Khuzestan, dan Teheran.
Baca Juga : Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu Dilempari 2 Granat
Israel mengklaim serangannya berhasil menghancurkan beberapa sistem pertahanan udara dan fasilitas rudal strategis milik Iran. Meski Iran mengakui empat tentaranya tewas dalam serangan tersebut, mereka mengklaim kerusakan yang dialami berskala ringan.
Ketegangan semakin memanas dengan pernyataan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) yang berjanji akan membalas Israel dengan serangan “keras dan tak terbayangkan.”
Beberapa analis menduga Iran bisa saja menggunakan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengannya di Irak untuk melancarkan aksi balas dendam ini, meski belum ada rincian pasti mengenai waktu atau skenario serangan lanjutan.