ABATANEWS, MAROS – Pemerintah Kabupaten Maros melepas ekspor produk perikanan berupa ikan dan rumput laut dengan nilai mencapai Rp54 miliar untuk periode 1–20 November 2025.
Agenda ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ikan Nasional 2025 yang digelar bersama seluruh pemangku kepentingan sektor perikanan, termasuk Balai Pengendalian Mutu.
Bupati Maros AS Chaidir Syam mengatakan kegiatan tahun ini dirangkaikan dengan berbagai program untuk memperkuat budaya konsumsi ikan di masyarakat.
Baca Juga : Pemkab Maros Akan Bangun Ulang Jembatan Pakere, Siapkan Rp 25 Miliar
“Kegiatan hari ini adalah peringatan Hari Ikan Nasional 2025 dengan semua stakeholder. Kami melakukan beberapa kegiatan, termasuk pelepasan ekspor hasil laut dan perikanan,” ujarnya.
Ia menyebut nilai ekspor Rp 54 miliar tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan yang mengolah produknya di Maros. “Perusahaan pengekspor ini merupakan perusahaan yang mengelola ikannya di Maros, meski hasilnya berasal dari daerah lain,” jelasnya.
Tema peringatan tahun ini adalah Hari Ikan untuk Generasi Emas 2045. Berbagai agenda turut digelar seperti pameran olahan ikan, lomba mewarnai ikan-ikan dilindungi tingkat TK, serta makan ikan bersama.
Baca Juga : Rencana Kenaikan Gaji ASN, Pemkab Maros Butuh Rp 50 Miliar
Menurut Chaidir, komoditas unggulan Maros masih didominasi bandeng dan berbagai produk turunannya. “Produk unggulan Maros masih ikan bandeng seperti bandeng tanpa tulang, bandeng asap, serta rumput laut dan udang,” tuturnya.
Chaidir menegaskan potensi ekspor dari Maros sangat besar. “Permintaan datang dari berbagai negara, tinggal bagaimana eksportir menjaga mutu dan kualitas,” katanya.
Negara tujuan ekspor meliputi Amerika Serikat, Eropa, Malaysia, Cina, Korea, Singapura, Vietnam, dan Arab Saudi. Untuk jenis ikan, ekspor didominasi tuna dan kakap merah.
Baca Juga : Serapan Anggaran Pemkab Maros Masih Butuh Digenjot
Pemerintah daerah juga memberikan bimbingan teknis bagi para pelaku ekspor. “Kami jelaskan kebutuhan negara-negara pengimpor sehingga mutu dan kualitas bisa dipenuhi, termasuk Amerika yang punya standar tinggi,” ujar Chaidir.
Ia menambahkan ekspor bisa dilakukan hingga tiga kali setahun karena ketersediaan bahan baku dan posisi Maros yang strategis dekat pelabuhan serta bandara. Namun terdapat tantangan lain.
“Kebijakan luar negeri yang kerap berubah membuat pengusaha kesulitan dengan persyaratan,” ucapnya.
Baca Juga : Pemkab Maros Kembali Borong Tiga Penghargaan Tingkat Nasional
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Maros Muhisal menegaskan peran dinas dalam memastikan kualitas produk ekspor.
“Dinas Perikanan memastikan mutu ikan yang diekspor berkualitas tinggi. Kami juga melihat di mana ikan itu diproses dan memastikan perusahaan memiliki kelayakan proses, sanitasi, dan dokumen lain,” jelasnya.
Ia memaparkan terdapat 34 Unit Pengolahan Ikan (UPI) ekspor di Maros, terdiri dari 20 UPI ikan dan 14 UPI rumput laut. “Saat ini komoditas perikanan dan rumput laut Maros menyumbang 40 sampai 50 persen dari kebutuhan UPI,” katanya.
Baca Juga : Bupati Maros Ungkapkan Pentingnya Penguasaan AI bagi ASN
Dinas Perikanan juga mengawasi proses dan tata niaga ekspor untuk menjaga kualitas produk yang keluar dari Maros.
Ke depan, Muhisal menargetkan peningkatan kapasitas ekspor daerah. “Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas ekspor sehingga bisa bernilai sampai Rp 75 miliar,” ujarnya.
Dengan potensi bahan baku yang besar dan posisi geografis yang mendukung, Maros kian memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat ekspor perikanan di Sulawesi Selatan.