Jumat, 29 April 2022 11:21

Jokowi Minta Kurangi Pembelian Barang dan Jasa Melalui Impor

Tangkapan layar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2022 yang digelar secara hybrid, di Istana Negara Jakarta, Kamis (28/04/2022).
Tangkapan layar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2022 yang digelar secara hybrid, di Istana Negara Jakarta, Kamis (28/04/2022).

ABATANEWS – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan sejumlah arahan untuk dijadikan pegangan bersama dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Arahan tersebut disampaikannya saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2022 yang digelar secara hybrid, Kamis (28/04/2022), di Istana Negara, Jakarta.

Salah satu yang ditekankan Jokowi sapaannya adalah pembelian barang dan saja melalui impor. Menurutnya, anggaran yang disediakan sangat besar tetapi hanya dibelanjakan dengan barang impor.

Baca Juga : Media Asing Ramai Nyinyirin Kaesang yang Gagal Maju Pilkada, Ungkit Jet Pribadi

“Jangan sampai, sekali lagi, angka yang sangat besar sekali ini dibelanjakan untuk barang-barang impor sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang meningkat. Arahkan semuanya pembelian ke produk-produk dalam negeri,” tegas Jokowi, dilansir Jumat (29/4/2022).

Jokowi menjelaskan potensi belanja barang dan modal hingga jasa di pusat mencapai Rp526 triliun. Sementara di mencapai Rp535 triliun.

Artinya, jika ditotal secara keseluruhan anggaran tersebut mencapai Rp1.062 triliun. Belum lagi, anggaran yang digunakan BUMN sebesarRp420 triliun.

Baca Juga : Jokowi Disambut Surya Paloh, Anies Kenakan Batik Saat Hadiri Kongres III NasDem

“Arahkan semuanya pembelian ke produk-produk dalam negeri. Hilangkan, kurangi sebanyak-banyaknya pembelian produk impor,” tegas Jokowi.

Selain itu, mantan gubernur DKI Jakarta ini meminta jajarannya untuk menyiapkan kapasitas produksi nasional. Bahkan, turut mendorong pembuatan kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri, serta melakukan pendampingan bagi UMKM agar naik kelas.

Penulis : Imam Adzka
Komentar