ABATANEWS.COM – Badan intelijen Jerman dan Belanda mengklaim Rusia semakin gencar menggunakan senjata kimia di Ukraina. Klaim ini disampaikan dalam pernyataan bersama pada Jumat (4/7/2025).
Pejabat dari badan intelijen Jerman BND dan badan intelijen Belanda MIVD dan AIVD mengklaim bahwa penggunaan senjata kimia oleh Rusia di Ukraina semakin meningkat. Meskipun ada larangan internasional yang jelas terhadap senjata semacam itu.
“Sudah diketahui bahwa Rusia menggunakan gas air mata di Ukraina, tetapi MIVD, AIVD, dan BND kini dapat mengonfirmasi bahwa Rusia juga menggunakan kloropikrin, bahan kimia yang lebih kuat yang dapat berakibat fatal jika digunakan dalam konsentrasi tinggi di ruang tertutup,” kata badan tersebut.
Baca Juga : Prabowo dan Vladimir Putin Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia-Rusia
“Ini merupakan pelanggaran yang lebih serius terhadap Konvensi Senjata Kimia, yang melarang penggunaan bahan kimia yang dapat menyebabkan sesak napas ini dalam keadaan apa pun,” tambahnya.
Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans mengatakan mereka telah memutuskan untuk mengungkapkan penilaian intelijen untuk meningkatkan tekanan internasional terhadap Rusia. Hingga memastikan bahwa penggunaan senjata kimia tidak akan menjadi hal yang biasa.
“Menurunkan ambang batas penggunaan senjata jenis ini menimbulkan bahaya tidak hanya bagi Ukraina tetapi juga bagi seluruh Eropa dan dunia. Ini menuntut lebih banyak sanksi, isolasi Rusia, dan dukungan militer yang tidak berkurang bagi Ukraina,” tegasnya.
Baca Juga : Trump dan Putin Negosiasi Damai Rusia-Ukraina, Zelensky Tak Dilibatkan
Menurut penilaian intelijen badan mata-mata Jerman dan Belanda, pimpinan militer Rusia, serta pasukan pertahanan radiologi, kimia, dan biologi Rusia, mendukung penggunaan agen kimia dan secara aktif memfasilitasi penyebarannya.
“Penggunaan gas air mata dan kloroprin oleh pasukan Rusia kini telah menjadi praktik standar dan lumrah serta kemungkinan besar akan tetap menjadi ancaman di masa mendatang,” klaim lembaga tersebut.
“Selain investasi besar-besaran dalam program senjata kimia Rusia, negara tersebut juga memperluas penelitian senjata kimianya dan merekrut ilmuwan baru untuk program tersebut,” menurut laporan mereka.
Baca Juga : Presiden Prabowo Terima Kunjungan Kehormatan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia
Pihak berwenang Rusia belum menanggapi klaim ini secara resmi. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia secara konsisten membantah penggunaan senjata kimia dan malah menuduh pasukan militer Ukraina menggunakan senjata ilegal.