Sabtu, 03 Mei 2025 21:04

Gelombang Panas dan Ancaman Karhutla Bakal Landa Indonesia

Ilustrasi cuaca panas ekstrem. (Foto: Nation Thailand)
Ilustrasi cuaca panas ekstrem. (Foto: Nation Thailand)

ABATANEWS, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang panas dan meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal itu seiring dengan dimulainya musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia.

Data BMKG menunjukkan bahwa sekitar 2% Zona Wilayah Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim kemarau pada pekan kedua April 2025, sementara wilayah lainnya masih dalam masa transisi dari musim hujan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan posisi deklinasi matahari yang berada di sekitar 11,2 Lintang Utara pada awal Mei ini menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia masih terpapar sinar matahari yang optimal.

Baca Juga : BMKG: Musim Kemarau Sudah Dimulai, Puncaknya Juni-Agustus 2025

Kondisi ini diperparah dengan langit cerah, kelembapan udara yang rendah, dan pergerakan angin yang lemah, sehingga memicu pemanasan permukaan yang signifikan.

“Pada awal Mei 2025, deklinasi matahari tercatat di sekitar 11,2 Lintang Utara, yang artinya sebagian wilayah Indonesia masih berada dalam jalur lintasan penyinaran matahari yang cukup optimum. Kondisi ini memperkuat pemanasan permukaan, terutama saat langit cerah, kelembapan udara rendah, dan pergerakan angin lemah.” jelas Guswanto.

Suhu Tinggi Terpantau di Beberapa Wilayah

Baca Juga : Prediksi Cuaca Selasa 8 April 2025 di Sulsel: Hari Pertama Kerja ASN Diiringi Hujan

Dalam sepekan terakhir, BMKG mencatat suhu udara yang terasa sangat panas dengan suhu maksimum melebihi 35 derajat Celcius di berbagai wilayah. Suhu tertinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Juanda, Jawa Timur yang mencapai 37,9 derajat Celcius.

Menyusul kemudian Stasiun Meteorologi Tanah Merah, Papua Selatan dengan suhu sekitar 37 derajat Celcius, dan Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan yang mencatatkan 35,4 derajat Celcius.

Guswanto juga menyoroti rekor suhu ekstrem yang terjadi sebelumnya, Di Tanah Merah, Papua Selatan, suhu udara mencapai 38,4°C pada 29 Maret 2025 dan kembali mencatat 37.0°C pada 21 April 2025. Sementara itu, Stasiun Meteorologi Juanda di Jawa Timur mencatat suhu maksimum 37,9°C pada 23 April 2025.

Baca Juga : BMKG Perkuat Pemantauan Usai Gempa Magnitudo 4,0 di Luwu Timur

“Selain itu, suhu di atas 35°C juga tercatat di wilayah lain seperti Lampung dan Jawa Timur pada akhir April. Masyarakat yang berada di wilayah selatan ekuator, khususnya Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatera, diimbau juga perlu meningkatkan kewaspadaan,” imbuhnya.

Ancaman Karhutla Meningkat, Kewaspadaan Dini Diperlukan

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya pada Kamis (1/5/2025), menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman bencana karhutla.

Baca Juga : Tapanuli Utara Diguncang Gempa Pagi-pagi, BMKG Beri Peringatan Penting

“Dengan risiko karhutla yang mulai muncul di berbagai wilayah, pencegahan sejak dini menjadi langkah paling efektif untuk menghindari kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, hingga dampak kesehatan masyarakat,” katanya.

Dwikorita menambahkan bahwa seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, perlu mengambil langkah-langkah mitigasi untuk menekan risiko dan dampak karhutla yang diperkirakan akan meningkat selama musim kemarau tahun ini.

Dampak Berkepanjangan Suhu Ekstrem yang Perlu Diwaspadai

Baca Juga : Perkiraan Cuaca Hari Ini di Sulsel 17 Maret 2025: Hujan dari Pagi hingga Malam

Selain risiko karhutla, BMKG juga mengingatkan masyarakat akan potensi dampak kesehatan akibat suhu ekstrem, seperti Heat stroke, Dehidrasi dan Kekeringan di sejumlah wilaya

Prakiraan Musim Kemarau dan Risiko Karhutla ke Depan

BMKG memprediksi bahwa awal musim kemarau 2025 akan terjadi secara bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah Indonesia. Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada periode Juni hingga Agustus.

Baca Juga : BMKG Sulsel Prediksi Cuaca Buruk hingga Senin 17 Maret 2025

“Sifat kemarau diprediksi didominasi kondisi normal (sekitar 60%), namun 26% wilayah berpotensi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) dan 14% bawah normal (lebih kering),” papar Dwikorita.

Lebih lanjut, BMKG memaparkan proyeksi risiko karhutla di beberapa wilayah. Pada periode April-Mei 2025, risiko karhutla umumnya rendah.

“Namun beberapa area di Riau, Sumatra Utara, dan NTT mulai menunjukkan risiko menengah hingga tinggi. Adapun bulan Juni 2025, peningkatan signifikan risiko karhutla terjadi di wilayah Riau (41,5% wilayah berisiko tinggi), Sumatra Utara, Jambi, dan sekitarnya,” pungkasnya.

Baca Juga : Cuaca Sulsel Berpotensi Berubah Cepat, BMKG Imbau Masyarakat Waspada

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap suhu panas, menjaga hidrasi tubuh, dan menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari.

Selain itu, kesiapsiagaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan juga menjadi kunci untuk mencegah dampak buruk yang lebih luas.

Penulis : Wahyuddin
Komentar