Selasa, 01 April 2025 18:03

Eks Striker PSM Sebut Indonesia Negara Miskin dan Sepakbola Tidak Ada Apa-apanya

Anco Jansen saat melepaskan tendangan di area pertahanan Persikabo 1973 pada laga pekan 25 Liga 1 2021-2022 di Stadion Kompyang Sudjana, Bali, Selasa (15/22/022).(foto: official PSM Makassar)
Anco Jansen saat melepaskan tendangan di area pertahanan Persikabo 1973 pada laga pekan 25 Liga 1 2021-2022 di Stadion Kompyang Sudjana, Bali, Selasa (15/22/022).(foto: official PSM Makassar)

ABATANEWS.COM – Mantan strikes PSM Makassar, Anco Jansen memberikan penilaian tentang Indonesia hingga bagaimana sepakbola berjalan di tanah air. Penilaian itu ia sampaikan saat menjadi bintang tamu di podcast bertajuk Voetbalpraat.

Pemain yang didatangkan PSM pada musim 2021-2022 itu mengatakan Indonesia adalah negara yang miskin. Akan tetapi, rata-rata masyarakatnya memiliki smartphone.

“Saya main di sana (Indonesia) saat pandemi. Indonesia negara sangat miskin, tapi semua punya smartphone dan instragram sangat populer di sana,” kata Anco Jansen dikutip Selasa (1/4/2025).

Baca Juga : Jelang Lawan China dan Jepang, PSSI TTidak Berencana Naturalisasi Pemain Untuk Timnas

Banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki smartphone tueut berdampak terhadap Anco Jansen. Pasalnya, ketika ia bermain buruk dan gagal memcetak gol hujatan akan datang kepadanya melalui media sosial.

Saat berseragam Juku Eja, pemain kelahiran Belanda 26 Maret 1989 itu memang biasa-biasa saja. Berposisi sebagai striker, ia hanya mampu mencetak 5 gol padahal tampil sebanyak 20 laga.

Kondisi ini juga berdampak kepada Anco Jansen yang mendapat kritikan dari penggemar Juku Eja. Di musim tersebut PSM juga kesulitan meraih kemenangan bahkan nyaris degradasi.

Baca Juga : Ditahan Imbang PSM Makassar, Pelatih Borneo FC Merasa Frustasi

“Kalau gagal mencetak gol, saya mendapat saran agar jangan melihat media sosial selama dua hari ,” imbuh Anco Jansen yang hanya bertahan satu musim dengan Juku Eja.

Pemain yang kini berusia 36 tahun itu juga mengomentari bagaimana sepakbola Indonesia dijalankan. Menurutnya, sepakbola Indonesia memiliki banyak kekurangan meski telah dihuni pemain naturalisasi.

“Fasilitas, akademi, pelatih di sana terbatas. Itu cukup menjelaskan. Itu yang saya pahami. Para pemain naturalisasi mendapat jutaan pengikut dan menjadi menarik perhatian. Tapi, sepakbola di Indonesia sebenarnya tidak ada apa-apanya,” jelasnya.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar