Selasa, 16 November 2021 13:30

Disebut Berbahaya, Amerika Protes Rusia yang Uji Coba Rudal di Luar Angkasa

Foto: NASA
Foto: NASA

ABATANEWS – Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan, uji coba senjata anti-satelit yang dilakukan oleh Rusia, mengenai salah satu targetnya.

Puing-puing dari hancurnya target itu bisa menimbulkan risiko pada para astronot, yang sedang bertugas di International Space Station serta aktivitas luar angkasa lainnya.

Sejumlah ahli mengatakan senjata-senjata yang menghancurkan satelit, bisa menimbulkan bahaya di luar angkasa karena bisa menciptakan awan pecahan dan bertabrakan dengan objek-objek lain. Ini bisa memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit bumi.

Baca Juga : Temui PM dan Presiden Israel, Menlu AS Minta Segera Hentikan Serangan ke Gaza

“Perilaku Rusia ini tidak bertanggung jawab dan membahayakan terhadap kesinambungan secara jangka panjang kondisi luar angkasa. Ini juga jelas memperlihatkan bahwa klaim Rusia yang menentang persenjataan ruang angkasa adalah tidak jujur dan munafik,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price dikutip dari tempo.co.

Menurut Price, tembakan dari rudal Rusia menghasilkan lebih dari 1,500 puing-puing orbital yang dapat dilacak. Sedangkan juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan hal yang menjadi kekhawatiran utama dari uji coba senjata (oleh Rusia itu) adalah perlunya norma-norma di ruang angkasa.

Militer Rusia dan Kementerian Pertahanan Rusia belum mau berkomentar mengenai hal ini. Amerika Serikat sendiri pernah melakukan uji coba senjata anti-satelit pada 1959 atau ketika satelit masih merupakan hal baru dan jarang.

Baca Juga : Rusia Ingatkan Israel: Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran Akan Picu Krisis Internasional

Pada April 2020 lalu, Rusia melakukan uji coba sebuah rudal anti-satelit. Hal ini sejalan dengan ucapan otoritas Rusia, yang menyebut luar angkasa akan menjadi sebuah tempat yang penting.

 

Komentar