ABATANEWS, MADINA – Arab Saudi dilanda cuaca panas saat musim Haji 1445 Hijriah atau tahun 2024. Diperkirakan, cuaca panas di Tanah Suci mencapai 40 hingga 50 derajat celcius.
Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) Daker Madinah, Karmijono menjelaskan, jemaah haji harus mempertimbangkan kondisi di Arab Saudi yang berbeda dengan kondisi di Indonesia.
“Banyak jemaah haji yang tidak sadar sudah mengalami dehidrasi saat beraktivitas di Saudi,” ungkap Karmijono dalam keterangan tertulisnya di KKHI Madinah dikutip Senin (13/5/2024).
Baca Juga : Pesawat Garuda Alami Kerusakan, Jenaah Haji Kloter 31 Embarkasi Makassar Batal Terbang ke Tanah Air
Dia mencontohkan jemaah haji sering merasa jarang buang air kecil. Kondisi itu bisa jadi karena dehidrasi.
“Itu tanda-tanda dehidrasi. Seharusnya, jemaah haji buang air kecil minimal setiap jam. Hal ini sebagai tanda tubuh terhidrasi dengan baik,” kata Karmijono
Bahkan kata Karmijono, semakin sering kencing lebih bagus. “Mending sering ke toilet daripada sering ke rumah sakit,” katanya mengingatkan.
Baca Juga : 376 Jemaah Haji Indonesia Wafat, 31 Dari Embarkasi Makassar
Karmijono mengimbau jemaah haji banyak mengkonsumsi air putih atau air mineral meski tidak merasa haus. Karmijono menganjurkan jemaah minum air zamzam yang tidak dingin agar bisa langsung diterima dengan baik suhu tubuh.
Selama di Arab Saudi, kata Karmijono, jemaah haji juga jarang berkeringat. Sebab, dengan cuaca panas dan terik, keringat yang dihasilkan langsung menguap.
Karmijono berharap jemaah haji lansia dan memiliki penyakit bawaan, tak memaksakan diri untuk beribadah sunah agar tidak lelah. Hal ini semata demi menjaga kesehatan jemaah menuju rangkaian puncak haji.
Baca Juga : Kuota Haji 2025 Telah Ditetapkan, Berikut Jadwal dan Tahapannya
“Tidak ada petugas yang melarang jemaah untuk beribadah tetapi agar jemaah itu juga menyadari kemampuannya sendiri. Kalau memang sudah lelah, jangan dipaksa, tetap istirahat,” tutupnya.