ABATANEWS, JAKARTA – Sorotan atas meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins usai terjatuh di jurang Gunung Rinjani, NTB, beberapa waktu lalu belum juga usai. Terbaru, Komisi VII DPR RI menyoroti pengawasan terhadap pendaki di tempat wisata ekstrim.
Anggota Komisi VII DPR RI Yoyok Riyo Sudibyo menekankan, pemerintah wajib mengevaluasi standar operasional (SOP) bagi pendaki. Hal ini dilakukan agar kejadian serula tidak terulang kembali.
“SOP bagi wisata ekstrem perlu dievaluasi betul-betul. Pengawasan harus ditingkatkan. Harus ada pemandu atau guide tour yang dinamakan porter. Pendamping tidak boleh meninggalkan siapapun sendirian,” kata Yoyok Riyo kepada wartawan pada Senin (30/6/2025).
Baca Juga : Puan Maharani Tegaskan Penulisan Ulang Sejarah Harus Sesuai Fakta
Selain itu, ia turut menekankan agar pendaki harus mentaati segala peraturan sebelum naik gunung, yang ditentukan di basecamp masing-masing pengelola. Terlebih bagi pemandu atau pengelola kawasan wisata ekstrem untuk memiliki rencana yang jelas untuk menangani situasi darurat.
“Lokasi jatuhnya Juliana bukanlah titik baru bagi kecelakaan. Kawasan yang sama juga telah mencatat beberapa insiden. Seharusnya pengelola mampu menangani situasi darurat, termasuk tertib mengenai kawasan alam dengan risiko medan dan cuaca,” tutur dia.
Di sisi lain, Yoyok meminta Kementerian Pariwisata untuk melakukan kajian manajemen krisis atas insiden Juliana. Sebab dampak dari kejadian ini selas sangat luas dan bahkan bisa merugikan.
Baca Juga : Anggota DPR Usul Sekolah Kedinasan Tak Lagi Gratis dan Otomatis Jadi PNS
“Meskipun kejadian ini merupakan kecelakaan, kita harus pikirkan potensi dampak atas insiden tersebut. Suka tidak suka, kejadian seperti ini tentunya memukul sektor pariwisata Indonesia dan Pemerintah harus bisa mengatasinya,” tegasnya.