ABATANEWS, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar terus memantapkan langkah mewujudkan “Kota Sehat” sebagai arah pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa implementasi konsep Kota Sehat membutuhkan keseriusan, dukungan lintas sektor, dan komitmen berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Munafri saat menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Verifikasi Lanjutan Penilaian Kota Sehat di Balai Kota Makassar, Rabu (13/8/2025).
Baca Juga : Wali Kota Munafri Paparkan Strategi Makassar Menuju Zero Waste 2029 di ASCC Yokohama
Dalam kesempatan itu, pria yang ajrab disapa Appi itu memaparkan profil kota, capaian indikator, dan inovasi di sembilan tatanan Kota Sehat.
“Makassar sendiri merupakan satu dari tiga kota di Sulawesi Selatan, dengan luas wilayah 199,3 km², jumlah penduduk 1,47 juta jiwa, terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan,” papar Munafri, secara virtual di hadapan tim menilai, juga dari Kementerian Kesehatan.
Pertama soal Kehidupan Sehat Mandiri. Memiliki 29 indikator dengan capaian 81%. Angka harapan hidup naik dari 72,68 tahun (2023) menjadi 72,78 tahun (2024).
Baca Juga : 500 Guru Ikuti Seleksi Calon Kepala Sekolah di Tingkat Pemkot Makassar
Kemudian, prevalensi stunting turun dari 3,14% menjadi 3,12%. Dan penemuan kasus TBC dari 45,59% menjadi 122,52% berkat intensifnya deteksi.
Inovasi mencakup Posyandu Era Baru, pemberian makanan tambahan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita, layanan dokter on call 24 jam.
Juga, dokter spesialis untuk pulau-pulau, dan integrasi layanan primer di 47 puskesmas terakreditasi.
Baca Juga : Fokus Informasi ke Interaksi Publik, Diskominfo Makassar Hadirkan Ndoro Kakung Praktisi Media Sosial
Pemkot juga menjalankan Gerakan Orang Tua Hinggap berbasis by name by address untuk intervensi stunting.
Pencegahan penyakit menular dan tidak menular dilakukan melalui forum multisektoral eliminasi TBC, kolaborasi puskesmas–klinik, program prioritas hipertensi dan diabetes, serta Posbindu di seluruh kelurahan.
“Selain itu, hadir Mobile Dinas Ketahanan Pangan dan Mobile Lab Keamanan Pangan untuk uji bahan pangan di lapangan,” jelas Munafri.
Baca Juga : Lestarikan Budaya Era Modern, Dispar Makassar Gelar Monolog Budaya 2025,
Kedua, Permukiman dan Fasilitas Umum. Memiliki 22 indikator dengan capaian 81%. Serta Indeks Kualitas Lingkungan Hidup naik dari 57,53 menjadi 61,41. Dan Sanitasi aman meningkat dari 4,56% menjadi 8,45%.
Didukung regulasi Perda No.1/2016 dan Perwali No.43/2024 tentang pengelolaan air limbah domestik, serta pembangunan IPAL Losari berkapasitas 16.000 m³/hari yang melayani 14.000 sambungan rumah.
“Kami Pemkot juga berkolaborasi dengan Pemerintah Australia dan pihak lain, untuk penanganan kawasan kumuh,” tuturnya.
Baca Juga : Wali Kota Munafri Tampil Sejajar Pemimpin Dunia di Asia Smart City Conference 2025
Ketiga, Satuan Pendidikan. Memiliki 11 indikator dengan capaian 95%. Dimana, terdapat regulasi daerah terkait UKS/M, inspeksi kesehatan lingkungan sekolah, dan inovasi Podcast Adiwiyata.
“Lingkungan sekolah dipantau secara rutin untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyakit,” ungkap Appi.
Keempat, Pasar. Memiliki 13 indikator dengan capaian 88%. Sedangkan, KTR di pasar naik dari 38% ke 55%. Dan Fasilitas ruang ASI naik dari 67% ke 72%. Serta Pengelolaan limbah cair meningkat dari 11% ke 33%.
Baca Juga : Aspirasi Masyarakat Dikawal DPRD, Pemkot Siap Wujudkan Kebijakan yang Lebih Responsif
“Lima pasar telah menerapkan KTR, sementara sejumlah pasar lain mengelola sampah dengan metode 3R. Pengawasan bahan pangan dilakukan rutin bersama dinas terkait dan BPOM,” jelas politisi Golkar itu.
Kelima, Perkantoran dan Perindustrian. Memiliki 11 indikator dengan capaian 86%. Serta, seluruh industri kecil-menengah mendapat pembinaan K3, pos UKK berjalan optimal, dan seluruh kawasan perkantoran menerapkan KTR.
“Juga Mall pelayanan publik dilengkapi ruang bermain anak dan ruang laktasi,” terang Ketua IKA FH Unhas itu.
Baca Juga : Jelang Pemilihan RT/RW, Sekda Zulkifly Tekankan Pentingnya Stabilitas Keamanan di Makassar
Keenam, Pariwisata. Memiliki 12 indikator dengan capaian 85%. Dimana, pada tahun 2024, daya tarik wisata telah menyediakan asuransi wisata. Desa wisata berkembang di Pulau Lanjukang, Pulau Samalona, dan pulau lainnya.
Ketujuh, Transportasi dan Tertib Lalu Lintas. Memiliki 11 indikator dengan capaian 86%. Serta, Angkutan umum laik jalan 86,7%. Juga, fatalitas kecelakaan turun dari 7,6% ke 7%. Dan terminal Daya memenuhi standar kesehatan dan KTR.
“Kami Pemkot mengoperasikan bus sekolah gratis untuk meringankan biaya transportasi pelajar. Sebanyak 243 unit CCTV dipasang untuk memantau lalu lintas dan keamanan kota,” tutur Appi.
Baca Juga : Ketua PAN Makassar Minta Proses Pemilihan RT/RW Berjalan Tanpa Tekanan dan Intervensi
Kedelapan, Perlindungan Sosial. Memiliki 13 indikator dengan capaian 82%. Dan Kasus kriminal menurun dari 243 kasus menjadi 131 kasus. Serta Layanan rumah aman, trauma center, dan pusat pembelajaran keluarga tersedia bagi korban kekerasan.
“Perlindungan anak diperkuat lewat pembinaan moral dan spiritual, termasuk program kampung tangguh bencana sosial,” katanya.
Kesembilan, Penanggulangan Bencana. Memiliki 14 indikator dengan capaian 82%. Serta dokumen kajian risiko bencana telah disusun pada 2024, dan forum pengurangan risiko bencana terus berjalan.
Baca Juga : Dekranasda Kota Makassar Raih Juara 2 Parade Wastra di Penutupan Expo Kreatif Andalan 2025
“Edukasi kesiapsiagaan bencana dilakukan melalui program Salaman Sahabat Anak dengan metode ramah anak,” jelas orang nomor satu Kota Makassar itu.
Lebih lanjut, Munafri menegaskan bahwa seluruh capaian ini adalah hasil kerja kolektif. Kota sehat hanya bisa terwujud bila semua pihak bergerak bersama.
“Data ini menunjukkan kita berada di jalur yang benar, tapi kita tidak boleh berhenti di sini,” tutupnya.