Selasa, 10 Agustus 2021 17:06

Virus Marburg Mirip Ebola Ditemukan di Afrika Barat

Virus Marburg Mirip Ebola Ditemukan di Afrika Barat

ABATANEWSVirus Marburg yang mirip Ebola telah ditemukan di Afrika Barat dengan seorang pasien di Guinea meninggal karena penyakit yang sangat fatal.

Otoritas kesehatan di Guinea telah mengkonfirmasi satu kematian akibat virus Marburg, demam berdarah yang sangat menular yang menyebabkan kematian berdarah, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga : Virus Marburg Kini Jadi Keresahan WHO, Simak Gejalanya

Kematian tersebut menandai pertama kalinya penyakit mematikan itu diidentifikasi di Afrika Barat. Ada 12 gelombang wabah besar Marburg sejak virus pertama kali ditemukan di kota Jerman dengan nama yang sama pada tahun 1967, sebagian besar di Afrika bagian selatan dan timur. Wabah serentak juga terjadi di Frankfurt dan Beograd, Serbia.

Kasus baru Guinea pertama kali diidentifikasi minggu lalu, hanya dua bulan setelah negara itu dinyatakan bebas dari Ebola menyusul gejolak singkat awal tahun ini yang menewaskan 12 orang.

Pasien, yang pertama kali mencari perawatan di klinik setempat sebelum kondisinya memburuk dengan cepat, kata pernyataan WHO.

Baca Juga : Virus Marburg Kini Jadi Keresahan WHO, Simak Gejalanya

Analis di laboratorium demam berdarah nasional Guinea dan Institut Pasteur di Senegal kemudian mengkonfirmasi diagnosis Marburg.

“Potensi virus Marburg untuk menyebar jauh dan luas berarti kita harus menghentikannya,” kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika dalam pernyataannya dilansir DailyMail.

“Kami bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan tanggapan cepat yang didasarkan pada pengalaman dan keahlian Guinea di masa lalu dalam mengelola Ebola, yang ditularkan dengan cara yang sama,” kata Moeti.

Baca Juga : Virus Marburg Kini Jadi Keresahan WHO, Simak Gejalanya

Baik kasus Marburg dan kasus Ebola tahun ini terdeteksi di distrik Gueckedou Guinea, dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading.

Kasus pertama epidemi Ebola 2014-2016, yang terbesar dalam sejarah, juga berasal dari wilayah yang sama di kawasan hutan Guinea Tenggara.

Tingkat kematian kasus Marburg bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen pada wabah di masa lalu tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus, kata WHO. Penularan terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi.

Baca Juga : Virus Marburg Kini Jadi Keresahan WHO, Simak Gejalanya

Gejalanya adalah sakit kepala, muntah darah, nyeri otot dan pendarahan melalui berbagai lubang.

Komentar