ABATANEWS – Magawa, seekor tikus raksasa Afrika pensiun setelah lima tahun bertugas mengendus ranjau darat dan persenjataan di Kamboja.
Hewan pengerat berusia tujuh tahun ini berasal dari Tanzania dan dilatih oleh badan amal Belgia APOPO. Magawa telah membersihkan ranjau di lahan seluas 225.000 meter persegi atau setara dengan 42 lapangan sepak bola selama karirnya.
Baca Juga : Viral Kotak Donasi Baju Malah Dipenuhi Tumpukan Sampah, Netizen: Darurat Membaca
Dia berhasil mendeteksi 71 ranjau darat dan 38 item persenjataan yang tidak sempat meledak. “Kini dia mulai sedikit lelah,” kata manajer program badan amal Kamboja, Michael Heiman, kepada kantor berita AFP.
“Hal terbaik yang harus dilakukan adalah memensiunkannya,” kata Heiman.
“Di tahun-tahun pensiunnya, Magawa akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan apa yang dia sukai – makan pisang dan kacang,” tambah Heiman.
Baca Juga : Viral Rumah di Jogja Dijual Rp25 Juta, Dianggap Seram hingga Disorot Joko Anwar
Badan amal tersebut melatih Magawa di negara asalnya, Tanzania, untuk mendeteksi senyawa kimia dalam bahan peledak.
Pada tahun 2016, ia pindah ke kota barat laut Kamboja, Siem Reapuntuk untuk memulai karirnya sebagai pelacak bom.
Pada bulan September tahun lalu, hewan pengerat itu menang penghargaan yang setara dengan penghargaan keberanian tertinggi untuk warga sipil Inggris. Magawa dianggap berani karena kemampuannya yang luar biasa untuk mengungkap ranjau darat sehingga tidak jadi meledak.
Baca Juga : Viral Bayi Tertahan di Bidan Karena Orangtua Belum Mampu Lunasi Biaya Persalinan Rp2,5 Juta
Magawa adalah tikus pertama yang menerima medali PDSA dalam 77 tahun penghargaan, penghargaan yang sama didapatkan sekelompok anjing dan kucing pemberani yang terkenal dan juga seekor merpati.
“Meskipun masih dalam kondisi kesehatan yang baik, dia telah mencapai usia pensiun dan jelas mulai melambat,” kata badan amal itu.
Baca Juga : Pria Ini Janji Ngesot ke Madura Jika Timnas Indonesia Menang, Kini Ditagih Netizen
Magawa, yang lahir pada tahun 2014, dapat berlari melintasi area seluas lapangan tenis hanya dalam waktu 30 menit. Jika menggunakan detektor konvensional area seluas itu akan memakan waktu empat hari.
Dia memperingatkan lokasi ranjau dengan menggaruk tanah. Badan amal memutuskan bahwa tikus berkantung raksasa Afrika paling cocok untuk pembersihan ranjau darat karena ukurannya memungkinkan mereka berjalan melintasi ladang ranjau tanpa memicu ledakan. Apalagi bisa melakukannya jauh lebih cepat daripada manusia.
Badan amal itu mengatakan telah ada 20 tikus baru yang dilatih tiba di Kamboja. Para tikus ini baru saja menerima akreditasi dari pihak berwenang untuk memulai pekerjaan pendeteksian ranjau darat.
Baca Juga : Warga Jepara Habiskan Rp250 Juta untuk Bikin Jembatan Usai Jalan Ditutup Tetangga
Tapi para tikus itu harus bekerja keras untuk mengikuti jejak Magawa.
“Magawa adalah tikus yang sangat luar biasa. Jelas kami akan kehilangan dia dalam operasi.” kata Heiman.