ABATANEWS – Abdul Qadeer Khan, yang dijuluki Bapak Nuklir Pakistan, meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19, pada Minggu, 10 Oktober 2021.
Khan dirawat di Rumah Sakit Laboratorium Penelitian Khan pada 26 Agustus setelah dites positif Covid-19, dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit militer di Rawalpindi, kata kantor berita Associated Press of Pakistan.
“Dia dicintai oleh bangsa kita karena kontribusi kritisnya dalam menjadikan kita negara bersenjata nuklir,” kata Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Twitter. “Bagi rakyat Pakistan, dia adalah ikon nasional.”
Baca Juga : Eks Kadinsos Makassar Jadi Tersangka Kasus Mark Up Bansos Covid-19
Dia berada di pusat skandal proliferasi nuklir global pada 2004 yang melibatkan penjualan rahasia nuklir ke Korea Utara, Iran dan Libya. Setelah pengakuan di televisi nasional, Khan diampuni oleh presiden saat itu Pervez Musharraf tetapi dia tetap berada di bawah tahanan rumah selama bertahun-tahun di rumahnya yang megah di Islamabad.
Dalam pengakuannya, Khan mengatakan dia bertindak sendiri tanpa sepengetahuan pejabat negara. Namun, dia kemudian mengatakan bahwa dia telah dikambinghitamkan.
“Dia membantu kami mengembangkan pencegahan nuklir yang menyelamatkan bangsa, dan negara tidak akan pernah melupakan jasanya dalam hal ini,” kata Presiden Pakistan Arif Alvi dalam sebuah tweet seperti dikutip Reuters.
Baca Juga : Ahmad Dhani Tuai Hujatan Usai Sebut K-Pop Seperti Wabah Covid-19
Perdana Menteri Khan, yang tidak ada hubungan keluarga dengan Abdul Qadeer Khan, mengatakan ilmuwan itu akan dimakamkan di kompleks masjid Faisal Islamabad, sesuai dengan keinginannya.
Menurut Al Jazeera, Khan dipuji karena membawa Pakistan setara dengan musuh bebuyutan India di bidang atom dan membuat pertahanannya “tak tertembus”.
Tapi dia menjadi sorotan internasional ketika dia dituduh secara ilegal berbagi teknologi nuklir dengan Iran, Libya dan Korea Utara.
Baca Juga : Pemerintah Indonesia Resmi Cabut Status Pandemi COVID-19
Pada tahun 2006 Khan terkena kanker prostat tetapi pulih setelah operasi.
Pengadilan mengakhiri tahanan rumah Abdul Qadeer Khan pada Februari 2009, tetapi pergerakan Khan dijaga ketat, dan dia didampingi oleh pihak berwenang setiap kali dia meninggalkan rumahnya di Islamabad.
Sumber: Tempo.co