ABATANEWS, MAKASSAR — Konflik internal kembali mencuat di tubuh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan, dipimpin oleh Taufan Pawe.
Keputusan rapat pleno yang seharusnya menjadi pijakan solid dalam menentukan calon pimpinan DPRD Sulsel periode 2024-2029 justru memicu polemik baru.
Pada 27 Agustus lalu, rapat pleno memutuskan empat nama untuk diajukan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai calon pimpinan DPRD Sulsel.
Baca Juga : Sah! Berikut Pimpinan DPRD Sulsel Periode 2024-2029
Nama-nama tersebut adalah Rahman Pina, Kadir Halid, Sofyan Syam, dan Ayu Andira. Namun, secara mengejutkan, nama Kadir Halid—adik dari politisi senior Golkar, H.A.M Nurdin Halid—dicoret tanpa alasan yang jelas.
Wakil Sekretaris Golkar Sulsel, Nasruddin Upel, menegaskan bahwa hasil rapat pleno adalah final, dan keputusan mencantumkan empat nama tak bisa diubah secara sepihak.
Ia mencurigai ada upaya dari pihak tertentu untuk menjegal Kadir Halid agar tidak menduduki posisi pimpinan DPRD Sulsel. Menurutnya, keputusan apapun di luar hasil pleno adalah ilegal, dan DPP perlu segera turun tangan untuk menyelesaikan polemik ini.
Baca Juga : Empat Pimpinan DPRD Makassar Periode 2024-2029 Resmi Dilantik
“Sekarang ada yang coba menggagalkan Kadir Halid, ini harus segera disikapi DPP. Kalau tidak, maka DPD I dianggap melanggar kesepakatan rapat pleno,” ungkap Nasruddin.
Hingga saat ini, pihak DPD I, terutama Sekretaris Golkar Sulsel, Marzuki Wadeng, yang memimpin rapat pleno, belum memberikan klarifikasi akibat polemik ini.
Seperti diketahui, perseteruan antara gerbong Nurdin Halid dan Taufan Pawe di Golkar Sulsel telah berlangsung bertahun-tahun.
Baca Juga : Pimpin Rapat Perdana Fraksi Gerindra di DPRD Sulsel, Fadel Ingatkan Pentingnya Tanggung Jawab Legislator
Dalam beberapa kali kesempatan, Kadir Halid yang jadi Ketua Harian Golkar Sulsel menyatakan tidak pernah dilibatkan dalam setiap keputusan partai.
Mereka juga pernah saling lapor ke kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran hukum.