ABATANEWS, JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut prospek perekonomian global di tahun 2024 ini masih penuh tantangan. Sejumlah faktor sangat mempengaruhi ekonomi global di tahun ini.
Sri Mulyani menjelaskan, memanadnya konflik Timur Tengah antara Irak dan Israel menjadi salah satu alasan. Sebab hal tersebut berdampak signifikan pada disrupsi rantai pasok global yang berpotensi menyebabkan naiknya harga komoditas, termasuk dampaknya terhadap pergerakan harga minyak.
“Kecenderungan harga minyak yang tinggi berarti akan mempengaruhi APBN dan perekonomian kita dan kemudian menyebabkan tekanan terhadap inflasi,” kata Sri Mulyani di Jakarta melalui siaran persnya, Jumat (26/4/2024).
Baca Juga : Sri Mulyani Diminta Prabowo Kembali Jadi Menteri Keuangan
Selain itu, keputusan Federal Reserve AS untuk menunda penurunan suku bunga, juga mempengaruhi arus modal secara global. Ini mengakibatkan capital outflow dan tekanan terhadap nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Situasi global yang cenderung melemah dan tekanan yang bertubi-tubi baik dari geopolitik, harga komoditas, inflasi, dan suku bunga, tentu akan mempengaruhi kinerja perekonomian seluruh dunia, terutama untuk manufaktur,” imbuhnya.
Meski begitu, Menkeu menyebut Indonesia masih mempertahankan kinerja ekonomi yang ekspansif dan relatif kuat. Indeks kepercayaan konsumen Indonesia juga masih stabil.
Baca Juga : Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Pesat, Jokowi Yakin Akan Lampaui China dan India
Yakni dengan aktivitas manufaktur yang masih positif. Namun, masih terdapat beberapa koreksi dalam sektor konsumsi yang perlu diwaspadai, baik yang bersifat musiman maupun struktural.
“Ekonomi yang tentu mempengaruhi pelaksanaan APBN kita, terutama dari pos-pos yang dipengaruhi secara langsung oleh kinerja ekonomi seperti penerimaan negara. Kalau dari sisi belanja itu adalah dalam kontrol pemerintah, mungkin ada beberapa pos yang juga nanti akan kita waspadai,” tukasnya.