ABATANEWS, JAKARTA — Program Kartu Prakerja dipastikan akan berlanjut tahun 2023 mendatang. Bahkan, kata Jokowi, meski dirinya tidak lagi menjadi presiden, program ini akan tetap ada dan berlanjut.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi acara bertajuk ‘Temu Raya #KitaPrakerja’ di Sentul International Convention Center, pada Jumat (17/6/2022).
“Terus. Ini akan diteruskan termasuk tahun depan anggaranya sudah ada. Tahun depannya lagi ada lagi,” kata Jokowi.
Baca Juga : Jokowi Teken Perpres Jaminan Kesehatan Seumur Hidup Bagi Mantan Menterinya
Anggaran Kartu Prakerja nantinya disesuaikan dengan pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan APBN 2023 masih disusun.
“Sedang kami hitung semuanya untuk anggaran tahun 2023. Ini nanti kami lihat keseluruhan bansos dan lainnnya,” ujar Sri Mulyani di tempat yang sama.
Presiden Joko Widodo mencanangkan Program Kartu Prakerja pada Februari 2019. Dalam dua tahun pelaksanaannya, Program Kartu Prakerja telah mencapai gelombang ke-32.
Baca Juga : Berikut Agenda Presiden Jokowi Jelang Purnatugas, Akan ke IKN Besok
Sudah lebih dari 12,8 juta penerima manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/kota se-Indonesia.
Dalam sambutannya Jokowi mengaku senang dengan program Kartu Prakerja. Pasalnya program Kartu Prakerja dibuat saat Indonesia sedang dilanda Covid 19.
“Karena saat itu saya ingat awal Maret tanggal 2 Maret, kita masuk yang namanya Covid, pertama kali masuk tanggal itu. Kemudian sebulan setelah itu mungkin tanggal-tanggal 11 April, Kartu Prakerja ini dimulai sehingga suasananya itu suasana Covid,” kata Jokowi.
Baca Juga : Media Asing Ramai Nyinyirin Kaesang yang Gagal Maju Pilkada, Ungkit Jet Pribadi
Bisa dibayangkan, kata Jokowi, sebuah program disiapkan saat pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Apalagi program tersebut kemudian mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat.
“Yang daftar itu sampai saat ini sudah 115 juta, yang terverifikasi 84 juta, yang diterima 12,8 juta. Besar sekali. Ini angka yang tidak kecil 12,8 juta,” katanya.
Program tersebut kata Jokowi tidak mungkin berjalan seperti sekarang apabila tidak menggunakan platform digital. Bagaimana uang pelaksanaan program, langsung ditransfer dari Kementerian Keuangan kepada rekening peserta, sehingga tidak melalui Provinsi, kabupaten atau kota.
Baca Juga : Jokowi Disambut Surya Paloh, Anies Kenakan Batik Saat Hadiri Kongres III NasDem
“Platform seperti ini hanya bisa dihasilkan oleh anak-anak muda, yang sudah tua kayak seperti saya, nggak mungkin bisa membikin platform yang bagus seperti ini,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan 95 persen telah menerima insentif. “Ini juga bagian dari SDGs karena dinikmati di 514 kabupaten/kota, 56 persen tinggal di desa, 49 persen perempuan, 3 persen penyandang disabilitas,” ujar Airlangga
Sementara Jokowi mengatakan antusiasme para alumni Kartu Prakerja menunjukkan bahwa manfaat diterima dengan baik oleh peserta. Sebab 89 persen peserta mengatakan program ini mengalami peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan kewirausahaan.
Baca Juga : Ungkapan Jokowi di Penutupan Munas Golkar: Pohon Beringin Bawaannya Adem dan Sejuk
“Itu menunjukkan bahwa manfaat memang diterima oleh mereka, peserta kartu prakerja, di dalam survei jelas sekali 88,9 persen para peserta mengaku mendapat manfaat berupa keterampilan yang lebih baik. ini penting, data 89 persen adalah sebuah apresiasi,” kata Jokowi.
Namun, menurutnya program ini perlu terus dilakukan evaluasi terkait anggaran, dan sistem seperti keluhan yang disampaikan para peserta.
“Yang paling penting sekarang dievaluasi dulu, ada koreksi-koreksi, mengenai anggaran disesuaikan APBN yang ada, tapi yang jelas dalam pengembangan SDM negara kita ini sangat baik. upskilling, reskiling dalam jumlah yang gede sekali,” ujarnya.