Senin, 27 Oktober 2025 14:10

Prabowo Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Anggota DPR RI: Siapa yang Ngajar?

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025 yang berlangsung di Hotel The St. Regis, Jakarta, pada Rabu, 15 Oktober 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025 yang berlangsung di Hotel The St. Regis, Jakarta, pada Rabu, 15 Oktober 2025. (Foto: BPMI Setpres)

ABATANEWS, JAKARTA — Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, menilai rencana Presiden Prabowo Subianto untuk memasukkan bahasa Portugis dalam kurikulum sekolah perlu dikaji secara matang. Ia menilai gagasan tersebut baik dalam semangat memperluas pengajaran bahasa asing, namun belum tepat dari segi relevansi dan kesiapan sumber daya.

Menurut Bonnie, bahasa Portugis tidak termasuk bahasa yang umum digunakan dalam dunia internasional maupun akademik. Ia menduga pernyataan Presiden Prabowo lebih bersifat diplomatis saat bertemu Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Istana Negara, Jakarta.

“Bahasa Portugis itu bukan bahasa pergaulan internasional. Bukan pula bahasa pengetahuan umum digunakan di kalangan akademik. Mungkin Presiden sedang meng-entertain Presiden Lula sebagai bagian dari diplomasi,” kata Bonnie, dikutip dari laman Parlementaria DPR RI, Senin (27/10/2025).

Bonnie menegaskan, bila wacana tersebut diwujudkan menjadi mata pelajaran wajib, justru dapat menambah beban bagi siswa maupun guru. Ia menilai penguasaan bahasa Portugis membutuhkan tenaga pengajar khusus yang saat ini belum banyak tersedia di Indonesia.

“Kalaupun dipelajari di sekolah, apalagi wajib, malah jadi beban siswa begitu pula pendidik karena pasti perlu pengajar bahasa Portugis. Lain halnya kalau jadi mata pelajaran pilihan tak wajib. Siswa boleh memilih ikut atau tidak pelajarannya,” ujarnya.

Legislator dari Dapil Banten I itu juga mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam hal penyediaan tenaga pengajar dan anggaran tambahan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

“Namun lagi-lagi pertanyaannya siapa yang akan mengajar? Gurunya dari mana? Apakah juga siap dengan anggarannya?” imbuh politisi Fraksi PDI Perjuangan itu.

Sebagai alternatif, Bonnie menyarankan agar pemerintah lebih fokus memperkuat pengajaran bahasa asing yang telah terbukti menjadi bahasa komunikasi global.

“Lebih baik maksimalkan mutu pengajaran bahasa Inggris. Atau kalau mau ada tambahan pelajaran bahasa, bahasa Mandarin jauh lebih strategis untuk diajarkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rencananya untuk memperkenalkan bahasa Portugis di sekolah-sekolah Indonesia saat bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Negara, Kamis (23/10/2025).

Penulis : Wahyuddin
Komentar