ABATANEWS, MAKASSAR – Lorong Wisata atau Longwis yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mendapat dukungan dari Kementerian Luar Negeri USA dan Nasional Science Foundation (NSF).
Hal itu dibuktikan dengan adanya pemberian bantuan berupa alat sensor data yang saat ini sedang beroperasi di Kota Makassar.
Yakni di Lorong Bara-Baraya KWT anggrek, Kecamatan Makassar dan Lorong di kompleks Perumahan Karmila di KWT Dewi Sari, Kecamatan Tamalanrea.
Baca Juga : Arwin Azis Tekankan Profesionalisme dan Integritas kepada 1.877 Pengawas TPS se-Makassar
Alat sensor ini memiliki tujuan untuk mengukur cuaca, tingkat kelembaban dan indeks Panas.
Tahap selanjutnya sensor ini akan mengukur kadar polusi udara yakni Sulfur Dioksida dan Carbon Monoksida, Partikel PM 2,5 dan PM 10.
“Kelengkapan data tersebut akan dianalisis bersama dengan sensor urban farming ( tanaman produksi, PH dan kandungan mineral dalam air) akan dimasukkan dalan data server Pemkot kemudian dijadikan sebuah BIG DATA yg terkontrol dengan War Room milik pemkot Makassar dengan Data sensor bantuan NSF,” ucap Danny, Selasa (26/7/22).
Baca Juga : Jaga Keamanan Logistik Pilkada, Pemkot Makassar Siapkan Armada dan Apar
Kata Danny, sistem kerja alat ini membaca data dalam bentuk Artificial intelegent dan machine learning merekomendasikan sistem city farming modern berbasis peningkatan produksi berkelanjutan sesuai adaptasi lingkungan dan kebutuhan manusia.
Proyek ini berjalan selama 2 tahun dan semua dibiayai opeh Departement Luar Negeri USA dan melibatkan tenaga Ahli dari Collarado University, Pensstate Univeristy, Virginia Tech, dan Tim ahli Indonesia UGM, ITB dan Unhas serta Pemkot Makassar dibawah Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar.
“Alat ini tidak banyak di dunia, tertentu saja. Alhamdulillah kita kebagian dan bisa merasakan manfaatnya,” sebutnya.
Baca Juga : Andi Arwin Azis Akhiri Masa Jabatan sebagai Pjs Wali Kota Makassar dengan Senam Bersama dan Apel
Sementara, Kepala Dinas Ketahangan Pangan, Muhammad Rheza menambahkan alat ini dapat dioperasikan untuk sejumlah lorong di kota Makassar.
Dalam kerjasama ini hanya 6 lorong untuk tahap awal yakni 2 lokasi di Kec Ujung Pandang, 1 lokasi di Kec Makassar, 1 lokasi di kec Panakukang dan 2 lokasi di Kec Tamalanrea.
“Kerjasama ini sejak tahun lalu, tapi alatnya baru dipasang bulan 5 lalu oleh tim ahli dari ITB. Sudah ada 1 alatnya yang memantau di 6 titik longwis. Masih menunggu 1 alat lagi bantuan NFS ini,” paparnya.
Baca Juga : Andi Arwin Azis Tegaskan Penyusunan RAPBD 2025 Telah Berpedoman Pada UU
Dari alat ini, Rheza berharap agar semua lorong di Kota Makassar memenuhi standar sesuai yang sudah ditetapkan dalam standar Lorong Wisata “Green Alley”.
Salah satunya, memiliki pencahayaan baik agar dapat menyinari tanaman-tanaman yang ada di lorong.