ABATANEWS – Pemerintah terus melakukan percepatan program vaksinasi Covid-19 nasional. Salah satunya yakni dengan menjaga pasokan stok vaksin Covid-19 dalam negeri diantaranya melalui strategi bilateral, multilateral.
Selain itu, juga produksi dalam negeri yakni vaksin Merah Putih yang merupakan vaksin pengembangan peneliti Indonesia guna memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Tanah Air.
Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu pun mengatakan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri ditargetkan bisa digunakan pada tahun depan.
Baca Juga : Bagi yang Ingin Vaksin Booster Kedua, Ini Manfaat yang Disodorkan oleh IDI
“Dan penyediaan ini kita tahu bersama dilakukan dengan beberapa strategi, ada bilateral, multilateral maupun eksplorasi dari kemampuan produksi vaksin dalam negeri yang mudah-mudahan tahun depan kita bisa gunakan produksi vaksin dalam negeri,” ungkap Maxi saat Konferensi Pers kedatangan vaksin secara virtual, Sabtu (27/11/2021).
Sebelumnya, salah satu tim vaksin produksi dalam negeri yakni vaksin Merah Putih yakni dari Universitas Airlangga telah menyerahkan bibit vaksin Merah Putih kepada PT. Biotis Pharmaceutical.
Serah terima bibit vaksin tersebut langsung disaksikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu. Penyerahan bibit vaksin ini sekaligus menandai kerjasama antara keduanya, yang mana PT Biotis didapuk sebagai salah satu mitra untuk memproduksi vaksin Merah Putih.
Baca Juga : Besok, Masyarakat Sudah Bisa Vaksin COVID-19 Booster Kedua
Pada prosesnya, pengembangan vaksin merah putih turut melibatkan berbagai institusi. Universitas Airlangga menjadi salah satu anggota konsorsium yang mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus.
Sama seperti vaksin Covid-19 lainnya, sebelum digunakan, bibit Vaksin Merah Putih telah melalui uji praklinis tahap 1,2 dan 3 kepada hewan dengan hasil yang aman dan baik. Selanjutnya, bibit vaksin akan mulai dilakukan uji klinis tahap 1 kepada 100 orang, diteruskan dengan uji klinis tahap 2 pada Januari 2022 kepada 400 orang dan uji klinis terakhir atau yang ketiga pada Februari 2022 kepada sekitar 1000 orang