ABATANEWS, JAKARTA – Pemerintah lewat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, kemungkinan tarif listrik tahun 2022 ini akan naik.
Arifin mengistilahkan tariff adjustment (tarif penyesuaian), yang merupakan imbas dari naiknya harga minyak dunia belakangan ini.
Tarif adjustment adalah mekanisme mengubah dan menetapkan turun atau naiknya besaran tarif listrik mengikuti perubahan besarnya faktor ekonomi mikro. Hal ini dilakukan agar tarif yang dikenakan kepada konsumen mendekati Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BKPL).
Baca Juga : Kementerian ESDM Ungkap Alasan Pembatasan BBM Subsidi Batal Dilakukan
Ia mengatakan, penerapan kembali tariftariff adjustment merupakan bagian dari strategi jangka pendek dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia. Penerapan ini akan menghemat kompensasi yang berasal dari kas negara hingga Rp 16 triliun.
“Dalam jangka pendek penerapan tariff adjustment 2022 ini untuk bisa dilakukan. Akan ada penghematan kompensasi sebesar Rp 7 triliun-Rp 16 triliun,” ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, kemarin (13/4/2022).
Tariff adjustment nantinya akan diterapkan pada 13 golongan pelanggan listrik non subsidi PT PLN (Persero). Adapun tarif listrik pelanggan nonsubsidi tidak pernah mengalami penyesuaian sejak 2017.
Baca Juga : Hingga Juni Mendatang, PLN Pastikan Tarif Listrik Tidak Alami Kenaikan
Itu artinya, tidak ada kenaikan tarif listrik pelanggan non subsidi selama 5 tahun terakhir, maka dengan penerapan kembali tariff adjustment, tarif listrik pelanggan non subsidi berpotensi mengalami kenaikan.
Selain rencana penerapan tariff adjustment, lanjut Arifin, dalam jangka pendek ini Kementerian ESDM juga akan menerapkan efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer PLN.
Kemudian, melakukan optimalisasi pembangkit dengan bahan bakar sumber domestik yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan (PLT EBT).
Baca Juga : Ada Aturan Baru Penggunaan PLTS Atap, Kapasitas Pemasangan Tidak Dibatasi
Lalu, melakukan percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan target 450 megawatt (MW) di 2022. Serta, melakukan pembangunan berbagai pembangkit EBT menggunakan dana dari APBN.
“Serta dilakukan peningkatan efisiensi dari pemanfaatan energi,” tutup Arifin.