ABATANEWS, MAROS — Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) RI melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Maros, Selasa, 12 Agustus 2025.
Selain berkunjung ke Kawasan Wisata Rammang rammang, rombongan komisi IV yang dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto ini juga melakukan Panen Raya di Kelurahan Raya, Kabupaten Maros.
Usai panen raya, juga langsung dilakukan Tudang Sipulung yang menghadirkan sejumlah kelompok tani.
Baca Juga : Bapenda Maros Siapkan Sistem Pajak Digital, Kawasan Bandara Jadi Percontohan
Mereka pun menyampaikan berbagai keluhan dan harapan.
Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Turikale, Muhammad Yasir mengatakan saat ini di wilayahnya untuk masa tanam tiga kali (MT3) mengalami peningkatan.
“Saat ini ada peningkatan, ada 500 hektare masa tanam tiga kali untuk di wilayah kami,” katanya.
Baca Juga : Bantimurung Jungle Run 2025: Merayakan 21 Tahun Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Dia juga berharap agar benih bantuan yang disalurkan bisa dilakukan tepat waktu.
“Supaya kita juga bisa menanam tepat waktu,” sebutnya.
Dia juga meminta bantuan pompanisasi untuk memperlancar pengairan.
Baca Juga : Ratusan Pelari Jelajahi Karst Maros, Warnai HUT ke-21 TN Bantimurung Bulusaraung
“Semoga pestisida juga mendapat subsidi serta bantuan traktor roda empat,” katanya.
Keluhan lain juga serupa disampaikan Ketua KTNA Taroada, Baso Hasan.
Dia mengakui kalau kelompok taninya kekurangan traktor roda empat dan membutuhkan sumur dalam untuk lahan tadah hujan.
Baca Juga : World Clean Up Day, Warga Maros Tukar Sampah dengan Beras dan Minyak
“Lokasi kami kebetulan itu sawah tadah hujan. Jadi sangat membutuhkan sumur dalam untuk mengairi areal persawahan kami yang bisa mengcover sekitar 40 hekater,” sebutnya.
Dia juga berharap kemasan pupuk diperkecil dari 50 kg menjadi 25 kg agar lebih mudah diangkut dan dibagi.
Menanggapi hal itu, Titiek Soeharto pun langsung merespon baik permintaan para kelompok tani itu.
Baca Juga : APBD Perubahan Maros 2025 Disahkan, Dana Transfer Pusat Terpangkas Rp51 Miliar
“Kami sudah catat semua, mulai dari kebutuhan combine, traktor, pompa, hingga sumur dalam. Insya Allah traktor akan sampai minggu depan dan mesin Combine bulan depan,” jelasnya.
Dia berpesan agar bantuan itu bisa digunakan secara bergantian dengan anggota kelompoknya.
Titiek juga meminta Dirjen terkait untuk menindaklanjuti persoalan pupuk agar menjadi masukan bagi Pupuk Indonesia.
Baca Juga : Wamenparekraf Tinjau Leang-Leang Maros, Siapkan Revalidasi UNESCO Global Geopark 2026
Dia juga menyebut Sulsel merupakan salah satu lumbung padi Nasional dan menjadi sentra produksi beras di Indonesia.
“Maros juga menjadi salah satu penghasil lumbung padi. Kita semua harus mempertahankan hal ini,” sebutnya.
Dia mengatakan, hasil panen di wilayah ini bisa mencapai 9 ton per hektare dan panen bisa dilakukan hingga tiga kali setahun.
Baca Juga : Serapan Pupuk Subsidi di Maros Baru 47 Persen hingga September 2025
Sedangkan, Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Yudi Sastro mengaku pihaknya akan meminta dinas terkait mengajukan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) untuk program bantuan.
Dia juga menyebut nilai bantuan yang akan disalurkan mencapai sekitar Rp1 miliar.
“Kalau Combine harganya sekitar setengah miliar, sementara traktor sekitar Rp350 juta per unit untuk tiga kelompok tani,” sebutnya.
Baca Juga : Temui Wamen Pariwisata, Chaidir Syam Presentasikan Potensi Wisata Maros
Bupati Maros, AS Chaidir Syam mengapresiasi kunjungan kerja komisi IV ke Kabupaten Maros.