ABATANEWS.COM – Pemerintah Pakistan membuka opsi damai dengan India setelah konflik pecah pada 7 April 2025. Opsi damai ini akan dipertimbangkan jika India berhenti menyerang.
Wakil Perdana Menteri Pertama dan Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menyatakan pihaknua akan mempertimbangkan opsi damai apabila India mau menghentikan serangan mereka. Jika hal tersebut terjadi, Pakistan akan turut berhenti melakukan serangan.
“Jika mereka berhenti, kami juga akan berhenti. Kami tidak menginginkan kehancuran dan pemborosan dana,” kata Dar, dalam wawancara dengan Geo TV, Sabtu (10/5/2025).
Baca Juga : Gencatan Senjata India-Pakistan Tak Berjalan Mulus, Ledakan Besar Terdengar di Kashmir
Ishaq Dar menjelaskan, kondisi India dan Pakistan sangat berbeda jauh terutama dari segi ekonomi. Yang mana diketahui, ekonomi India memang jauh lebih besar ketimbang Pakistan.
“Anda tahu, ekonomi kedua negara memang berbeda, tetapi kami secara umum menginginkan perdamaian, tanpa hegemoni negara mana pun,” imbuhnya.
Sejumlah negara juga telah menyerukan agar kedua negara memilih jalur damai salah satunya Amerika Serikat. Wakil Presiden AS, JD Vance mengatakan AS tidak dapat mengendalikan negara-negara tetangga Asia yang bersenjata nuklir.
Baca Juga : AS Ogah Ikut Campur Konflik India Pakistan, Wapres JD Vance: Bukan Urusan Kami
Selain itu, perang di antara India dan Pakistan bukan urusan AS. “Kami ingin hal ini mereda secepat mungkin. Namun, kami tidak dapat mengendalikan negara-negara ini,” kata Vance dalam sebuah wawancara di acara Fox News “The Story with Martha MacCallum” dikutip Reuters, Sabtu (10/5/2025).
Ia menjelaskan, yang dapat dilakukan AS adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan. Akan tetapi, AS tidak akan terlibat di tengah perang yang pada dasarnya bukan urusan AS.
“Kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya,” imbuhnya.
Baca Juga : Korban Tewas Serangan India ke Wilayah Pakistan Bertambah Jadi 36 Orang
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat menyusul serangan mematikan pada 22 April lalu di dekat kota wisata Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikendalikan India.
Puncaknya, India melancarkan serangan di sejumlah lokasi di Pakistan. New Delhi mengklaim pihaknya menyerang sembilan titik di Pakistan dan Kashmir Pakistan pada Rabu (7/5/2025) waktu setempat.