ABATANEWS, MAKASSAR – Organisasi Islam, Muhammadiyah menolak secara tegas kehadiran W Super Club milik Hotman Paris Hutapea di Kota Makassar. Club yang terletak di kompleks Center Point of Indonesia (CPI) itu dinilai akan membawa dampak buruk bagi generasi muda.
Protes penolakan Muhammadyah disampaikan melalui surat yang dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar dengan nomor surat 042/PER/III.0/A/2024. Ada dua poin yang ditulis dalam surat tersebut sebagai alasan penolakan.
Pertams, semakin rusaknya moral agama generasi muda kita, sebagaimana firman Allah: Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat (Q.S. Maryam, 19:59).
Baca Juga : Muhammadiyah Segera Umumkan Soal Kebijakan Izin Pengelolaan Tambang Untuk Ormas
Kedua, semakin meluasnya perbuatan dosa dan maksiat yang mengundang turunnya laknat Allah SWT. Dan Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zholim diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaannya (Q.S Al-Anfal, 8:25).
Di akhir paragraf pada surat itu, Muhammadiyah meminta kepada Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto untuk tidak memberikan izin operasi terhadap club tersebut.
“Kepada bapak Walikota Makassar kiranya tidak memberi izin dan menindaklanjuti kepada yang bersangkutan untuk tidak beroperasi di Makassar” tulis isi surat itu.
Baca Juga : Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal, Langkah Menuju Penyatuan Umat
Selain Muhammadyah, ulama Makassar seperti Ustadz Dasad Latif turut mendukung sikap Muhammadyah. Pernyataan ini ia sampaikan melalui akun instagram pribadinya @dasadlatif212 yang diunggag pada Kamis (30/5/2024).
“Mendukung sikap muhammadyah, bagaimana dengan warga Makassar???,” tulis Dasad Latif.
Baca Juga : Diizinkan Jokowi, WALHI Sulsel Minta Ormas Agama Tidak Berbisnis Tambang
“Yang memberi izin juga akan disidang berat di akhirat kelak, sangat berani melanggar larangan Allah. Ngeri yah,”
“Ini peringatan khusus bagi mereka yang masih percaya akhirat dan eraka,” demikian Dasad Latif.