Jumat, 02 Desember 2022 14:13

Menhub Soft Launching Operasional Jalur Kereta Pangkep Maros

Kereta Api Sulsel melintasi jalur yang ada di Kabupaten Maros dan Pangkep saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, melakukan soft launching, Jumat (2/12/2022). (foto: Kemenhub)
Kereta Api Sulsel melintasi jalur yang ada di Kabupaten Maros dan Pangkep saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, melakukan soft launching, Jumat (2/12/2022). (foto: Kemenhub)

ABATANEWS, MAROS – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, melakukan soft launching (pengoperasian terbatas) jalur ruas Pangkajene Kepulauan (Pangkep) – Maros, yang menjadi bagian dari proyek pembangunan Kereta Api Makassar – Parepare.

“Cita-cita kita mempunyai kereta api di Sulawesi dapat terwujud, sesuai dengan paradigma pembangunan Indonesia sentris yang tidak terpusat di Jawa. Pada Mei 2023 kita akan lakukan grand launching dan diharapkan akan dihadiri oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” ujar Menhub, Jumat (2/12/2022).

Sebelumnya, pada bulan Oktober 2022, telah dioperasikan secara terbatas jalur kereta api dari Stasiun Garongkong hingga Stasiun Mangilu sepanjang 66 Km yang melewati 7 (tujuh) stasiun. Jalur ini dilayani kereta wisata dan sudah bisa digunakan masyarakat secara terbatas.

Baca Juga : Kemenhub Minta Taksi Terbang di IKN Bisa Jaga Lalu Lintas Pesawat

Dalam tinjauannya hari ini, Menhub menjajal jalur tersebut menggunakan kereta wisata dari Stasiun Maros ke Stasiun Pangkajene dan Stasiun Rammang Rammang, yang memiliki objek wisata bernama Ramang-ramang.

Menhub mengatakan, upaya soft launching ini dilakukan untuk mengenalkan kereta api kepada masyarakat Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Menurutnya. Hal ini dilakukan bertahap dan tiketnya digratiskan sampai Desember 2022.

Baca Juga : 3,1 Juta Tiket KA Jarak Jauh Terjual Selama Masa Lebara

“Ini dilakukan agar masyarakat semakin percaya untuk menggunakan KA Trans Sulawesi dan dapat mengunjungi sejumlah objek wisata yang berada di sekitar stasiun yang dilewati. Seperti objek wisata Ramang Ramang,” ucap Menhub.

Pada bulan Februari 2023 akan disediakan angkutan bus dengan Skema Buy The Service dari Stasiun Ramang Ramang ke Stasiun Maros menuju Bandara Sultan Hasanuddin sebagai sarana integrasi antar moda. Sekaligus akses untuk berkeliling tempat wisata sebagai angkutan dari dan ke stasiun.

Selanjutnya, pada Maret 2023 akan beroperasi kereta api penumpang perintis dan kereta api barang Stasiun Maros- Stasiun Garongkong sepanjang 80 Km dan Tonasa -Garongkong sepanjang 66 km yang ditargetkan pada bulan Maret 2023. Pada bulan Mei 2023, akan menambah panjang jalur yang beroperasi yaitu mulai Stasiun Mandai-Stasiun Garongkong sepanjang 84 km melalui 10 Stasiun.

Baca Juga : Imbau Agar Tak Segera Balik, Pemerintah Setujui WFH pada 16-17 April

Sebelum dilakukan uji coba pengoperasian telah dilakukan serangkaian uji coba. Seperti safety assessment, sertifikasi, dan uji coba operasi, untuk memastikan terpenuhinya aspek keselamatan. Selain itu, selama masa uji coba dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kecepatan kereta api dan waktu tunggu kedatangan antar kereta (headway) yang lebih singkat.

Jalur kereta api Makassar – Parepare memiliki panjang total 142 Km, merupakan bagian dari rencana pembangunan kereta api Trans Sulawesi yang menghubungkan seluruh provinsi di Pulau Sulawesi.

Proyek pembangunan kereta Makassar-Parepare dibangun mulai tahun 2015, menggunakan sejumlah instrumen pembiayaan yakni APBN, APBD, pendanaan kreatif non APBN (KPBU, LMAN, SBSN). Kereta Api Makassar – Parepare mengimplementasikan UU Perkeretaapian karena memiliki operator prasarana, operator sarana, dan melibatkan badan usaha.

Baca Juga : Jumlah Penerbangan di Bandara Sokarno Hatta Diprediksi Meningkat Saat Arus Balik Lebaran

 

Proyek KA ini melayani konektivitas padai 5 wilayah Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, Kota Makassar, dan Kota Parepare.

Selain untuk mendukung mobilitas pergerakan manusia, jalur kereta api Makassar – Parepare juga akan mendukung kelancaran distribusi logistik karena melewati beberapa pelabuhan dan kawasan industri semen yang ada di Sulsel.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar