ABATANEWS — Penanganan Covid-19 di Indonesia mengakibatkan meningkatnya limbah medis. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) tersebut mencapai 18 Juta Ton.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meminta kepada seluruh Kementerian dan Lembaga untuk menindaklanjuti dapat bersinergi dan bekerja langsung dalam menangani persoalan ini.
“Peningkatan limbah B3 medis mencapai perkiraan 18 juta ton bulan ini, sangat membahayakan buat kita semua, Kita butuh kerja cepat dan bantuan dari semua pihak, tidak ada waktu main-main, kita langsung eksekusi saja,” kata Luhut melalui pernyataan tertulis Jumat (30/7/2021).
Baca Juga : Eks Kadinsos Makassar Jadi Tersangka Kasus Mark Up Bansos Covid-19
Menurutnya, untuk menurunkan laju limbah B3 medis ini dengan cepat, perlu pemanfaatan alat pengolahan seperti Insinerator, RDF, Autoclave.
“Semua harus dalam negeri, agar cepat selesai dan tidak ditunda-tunda, saya juga mengimbau BUMN seperti PT. Pindad untuk mengerahkan unit-unit insineratornya dan memproduksinya dengan kapasitas yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Menko Luhut juga mengimbau agar permasalahan limbah ini tidak membebani masyarakat lebih dalam lagi. Ia ingin memastikan bahwa persoalan limbah ini tidak memberikan efek lainnya kepada masyarakat.
Baca Juga : Ahmad Dhani Tuai Hujatan Usai Sebut K-Pop Seperti Wabah Covid-19
“Jangan sampai limbah beracun itu membuat masyarakat terkena penyakit atau bahaya lainnya, kita harus bersinergi semua Kementerian dan Lembaga seperti sekarang ini dapat ditindaklanjuti dengan cepat,” tandas Luhut.