KASUS Covid-19 kembali meningkat. Pembatasan sosial di tengah masyarakat ikut diperketat.
Para pekerja kembali diminta bekerja dari rumah (work from home). Bahkan kini pemerintah menganjurkan hingga 75 persen karyawan cukup bekerja dari rumah.
Bekerja dari rumah atau WFH ternyata juga pernah dialami pemimpin muslim di masa kejayaan Islam. Tepatnya sekitar tahun 100 Hijriah di bawah kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz yang juga dilanda pandemi kala itu.
Baca Juga : Malam Nisfu Sya’ban, Ini Keistimewaan Hingga Hadist-nya dan Risala Para Ulama
Pada masa itu masyarakat Muslim hidup tenteram dan sejahtera padahal bersamaan dengan situasi pandemi.
Bagaimana khalifah yang terkenal merakyat itu mematuhi upaya kesehatan di tengah pandemi?
Pengalaman kaum muslimin dalam menghadapi wabah tidak lepas dari upaya karantina dan pencegahan penularan. Tidak terkecuali, bagi pemimpin kaum muslimin saat itu yang merupakan tokoh sentral dalam mengendalikan masyarakatnya.
Baca Juga : Nasihat Lukmanul Hakim
Kepemimpinan Bani Umayyah terjadi pada masa-masa pandemi wabah thaun yang datang silih berganti. Mereka sudah biasa memindahkan pusat pemerintahan ke daerah pinggiran yang lebih aman dari wabah thaun.
Di beberapa kalangan medis menyebutkan, thaun menyebabkan rasa haus dan sakit yang luar biasa hingga tubuh menjadi hitam, hijau atau abu-abu dan akan memunculkan nanah di beberapa bagian tubuh.
Khalifahnya memiliki tradisi membangun istana khusus untuk tinggal dan bekerja di tempat yang jauh dari rakyatnya sebagai bentuk karantina agar terhindar dari thaun yang mewabah. Mereka sangat memperhatikan makanan dan berbagai upaya kesehatan lainnya agar tidak tertular penyakit. Apakah hal ini juga terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz yang juga merupakan khalifah dari Bani Umayyah?
Baca Juga : Cara Bisa Kurban Tiap Tahun Menurut Buya Yahya
Sejarah telah mencatat bahwa Umar bin Abdul Aziz merupakan sosok yang sederhana. Sejak menjadi khalifah, ia meninggalkan kehidupan yang berkecukupan dan justru menjadi seperti rakyat biasa. Sosok ulama sekaligus pemimpin umat yang lebih suka dipanggil amirul mukminin itu meninggalkan istana khalifah dan menempati rumah dinas sederhana untuk bekerja.
Ketika penasihatnya menyampaikan untuk mengikuti protokol kesehatan dengan standar kerajaan berupa karantina di istana agar tidak terpapar wabah, Umar bin Abdul Aziz dengan kreatif memberikan solusi lain yang jitu.
Meskipun tidak berkenan untuk tinggal di istana, Beliau tetap menjaga protokol kesehatan di rumah kerjanya yang kecil dengan makanan sehat ala kadarnya dan lebih banyak bekerja mandiri sehingga tidak melibatkan staf yang banyak.
Baca Juga : Punya Hutang Tapi Lupa Nominal dan Orangnya? Ini Solusinya Menurut Buya Yahya
Imam Jalaluddin As-Suyuthi menceritakan dalam kitabnya tentang kisah thaun pada masa Umar bin Abdul Aziz. Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Artha’ah bin al-Mundir, dia berkata, “Ada beberapa orang yang mendampingi Umar bin Abdul Aziz memintanya untuk menjaga makanannya serta menyarankannya untuk melakukan isolasi atau karantina mandiri dari thaun. Mereka mengabarkan bahwa para khalifah sebelumnya telah melakukan protokol kesehatan itu. Lalu Umar pun bertanya, ‘Lalu di mana mereka sekarang?’ Ketika mereka mengatakan banyak hal, dia berdoa, ‘Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku lebih takut pada suatu hari selain hari Kiamat, maka janganlah Engkau memberiku keamanan dari ketakutanku itu.”
Kisah ini tercantum dalam Kitab Ma Rawahu al-Waun fi Akhbar ath-Tha’un karya Imam Suyuthi (Penerbit Darul Qalam, Damaskus tanpa tahun: hal 188)
Makna dari riwayat tersebut bukan berarti Umar bin Abdul Aziz mengabaikan protokol kesehatan. Beliau tetap berusaha menghindari kerumunan dengan tinggal di rumah kerja khusus yang sederhana.
Baca Juga : Keutamaan Sedekah di Hari Jumat
Kondisi ini sekarang dikenal dengan istilah work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Karena Beliau seorang pejabat, maka WFH dilakukannya dari rumah dinas. Rumah dinasnya berbeda dengan rumah pribadi. Tidak ada banyak pelayan yang mengurus Beliau dan tidak ada seorang penyair pun yang mengerumuni sambil menghiburnya sebagaimana umumnya raja di istana.
Bahkan, untuk kunjungan kerja saat turun ke bawah melihat rakyatnya, Beliau lebih suka menyamar sehingga tidak ada konvoi pengawalan dari pasukan maupun sambutan dari rakyat ramai.
Meski menolak tinggal di istana megah dan menolak makan makanan kerajaan, Umar bin Abdul Aziz berupaya menerapkan protokol kesehatan dan diet dengan caranya sendiri. Khalid Muhammad Khalid dalam kitabnya menuliskan bahwa menu makan malam Amirul Mukminin itu hanya roti kering, sepiring kacang adas, dan garam.
Baca Juga : Ada Waktu 1 Jam di Hari Jumat Paling Mustajab untuk Berdoa
Menu itu juga tidak jauh beda dengan yang dimakan istri dan anak-anaknya yang terbiasa makan malam dengan kacang adas di rumah pribadinya. Kisah ini disebutkan dalam kitab Khulafaur Rasul karya Khalid Muhammad Khalid (Kairo: Darul Muqattam, 2003: 369).
Sumber: NU Online