Jumat, 02 Mei 2025 13:06

Ketegangan di Pakistan-India Meletup Lagi, Ribuan Madrasah Ditutup dan Wilayah Udara Diblokir

Ketegangan di Pakistan-India Meletup Lagi, Ribuan Madrasah Ditutup dan Wilayah Udara Diblokir

ABATANEWS, JAKARTA — Kawasan Kashmir kembali menjadi titik panas yang memperkeruh hubungan diplomatik India dan Pakistan. Insiden tragis pembantaian 26 wisatawan asal India dan Nepal di wilayah tersebut telah memicu gelombang respons keras dari kedua negara, memunculkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.

India menuding salah satu pelaku pembantaian berkewarganegaraan Pakistan. Tuduhan ini memicu reaksi keras dari Islamabad, yang membantah keterlibatan mereka dan justru membekukan Perjanjian Simla 1972—sebuah kesepakatan penting yang selama ini menjadi dasar perdamaian kedua negara, termasuk pembatasan garis kontrol di wilayah Kashmir.

Tak hanya itu, Pakistan juga menutup wilayah udaranya untuk semua pesawat India sejak 24 April. Tindakan ini langsung dibalas oleh New Delhi, yang pada Rabu malam memberlakukan larangan serupa terhadap seluruh penerbangan sipil dan militer dari Pakistan, efektif hingga 23 Mei mendatang.

Ketegangan ini juga berdampak ke dalam negeri. Di Kashmir yang dikelola Pakistan, otoritas setempat meliburkan lebih dari 1.000 madrasah sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan serangan balasan dari India. “Kami mengumumkan seluruh madrasah di Kashmir libur 10 hari,” kata kepala departemen urusan agama, Hafiz Nazeer Ahmed, dikutip dari AFP.

Di sisi lain, Perdana Menteri India Narendra Modi memberi militer wewenang penuh untuk merespons setiap ancaman, menandakan pendekatan yang lebih agresif pasca-insiden ini. Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Menlu India Subrahmanyam Jaishankar menegaskan bahwa para pelaku dan dalang pembantaian harus diadili.

“Saya memberi tahu Menlu AS bahwa pelaku, pendukung, dan perencana serangan 22 April harus diadili,” ujarnya melalui akun X.

AS sendiri menyerukan agar kedua negara menahan diri. Rubio mendorong India dan Pakistan untuk bekerja sama meredakan ketegangan, sembari menyuarakan dukungan terhadap upaya India dalam memerangi ekstremisme. Di sisi lain, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mendesak Washington menekan India agar tidak memperkeruh situasi.

Dengan kontak senjata yang telah terjadi di perbatasan, penutupan wilayah udara, dan eskalasi retorika dari kedua belah pihak, kawasan Asia Selatan kini kembali berada dalam bayang-bayang konflik terbuka.

Penulis : Wahyuddin
Komentar