Rabu, 19 Januari 2022 09:30

Kementerian PUPR Realisasikan Program Sejuta Rumah dengan Total 1.105.707 unit

Kementerian PUPR Realisasikan Program Sejuta Rumah dengan Total 1.105.707 unit

ABATANEWS, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merealisasikan sejuta rumah yang dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ini merupakan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak 2015.

Program ini, merupakan tahun anggaran (TA) 2021 yang sukses membangun 1.105.707 unit rumah di seluruh Indonesia. Program Sejuta Rumah terus dilaksanakan agar setiap warga negara Indonesia dapat memiliki dan tinggal di rumah yang layak huni.

“Terlebih di masa Pandemi COVID-19 ini rumah menjadi salah satu hal penting bagi masyarakat agar bisa terhindar dari penularan virus. Program Sejuta Rumah akan tetap dilanjutkan karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Selasa kemarin.

Baca Juga : Taspen Serahkan Uang Pensiun Jokowi dan Iriana

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menjelaskan program tersebut terbagi menjadi dua. Yakni, rumah khusus MBR dan non MBR.

Untuk MBR, terdiri dari 826.500 unit dan non MBR 279.207 unit rumah. Adapun rincian capaian rumah MBR terdiri dari hasil pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sebanyak 341.868 unit.

“Kemudian Kementerian dan Lembaga lainnya masing-masing 3.080 unit, pemerintah daerah 43.933 unit. Ada juga pengembang perumahan 419.745 unit, CSR Perumahan 2.270 unit dan masyarakat 15.604 unit,” papar Iwan.

Baca Juga : Malam-malam, Prabowo Mendadak Ajak Jokowi Makan di Angkringan Semar Solo

Adapun untuk non MBR berasal dari hasil pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh pengembang perumahan dan masyaraket. Masing pengembang perumahan yang pertama sebanyak 244.010 unit dan masyarakat sebanyak 35.197 unit.

Program Sejuta Rumah merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pembangunan rumah. Presentase rumah MBR adalah 75 persen dan sisanya 25 persen merupakan rumah non MBR. Kami harap hasil pembangunan rumah ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekaligus mengurangi angka backlog perumahan di Indonesia,” pungkas Iwan.

Komentar