Senin, 24 Mei 2021 18:41

Ilmuan Latih Anjing Pelacak Deteksi Penderita Covid-19

Ilmuan Latih Anjing Pelacak Deteksi Penderita Covid-19

ABATANEWS – Ilmuan Inggris melatih anjing pelacak untuk bisa mendeteksi penderita Covid-19. Anjing dilatih mencium bau orang yang terkena corona dan diklaim segera bisa dipakai di bandara.

Dilansir ABCnews, ilmuan Inggris melatih anjing untuk bisa menyaring beberapa ratus orang yang turun dari pesawat dalam waktu setengah jam.

“Anjing bisa mendeteksi dengan sensitivitas hingga 94,3 persen,” kata para ilmuwan.

Baca Juga : Ahmad Dhani Tuai Hujatan Usai Sebut K-Pop Seperti Wabah Covid-19

Untuk studi tahap awal, ilmuan menakai sekitar 3.500 sampel bau yang disumbangkan dalam bentuk kaus kaki atau kaos yang tidak dicuci yang dikenakan oleh masyarakat dan petugas kesehatan.

Para peneliti mengatakan anjing-anjing itu bahkan dapat mengendus orang yang berstatus tanpa gejala atau gejala ringan.

Anjing-anjing tersebut bahkan dapat mendeteksi kasus yang disebabkan oleh varian mutan yang muncul di Inggris akhir tahun lalu.

Baca Juga : Pemerintah Indonesia Resmi Cabut Status Pandemi COVID-19

James Logan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine yang memimpin proyek tersebut mengatakan bahwa keuntungan utama anjing pelacak adalah kecepatan luar biasa dan akurasi yang baik di antara kerumunan orang.

Penelitian ini telah dipublikasikan secara online. Hasil penelitian ini menambah proyek percontohan lain di Finlandia, Jerman, Chili, dan tempat lain yang menguji anjing pelacak di bandara.

Anjing-anjing dalam penelitian di Inggris ini dilatih selama beberapa minggu dengan diperkenalkan pada 200 sampel bau dari orang-orang yang dites positif COVID-19, serta 200 sampel kontrol dari orang-orang yang dites negatif.

Baca Juga : Aturan Baru Soal Covid-19: Tak Ada Lagi Kewajiban Kenakan Masker

Anjing dengan kinerja tertinggi dalam uji coba mendeteksi bau virus corona pada sampel dengan sensitivitas hingga 94,3 persen. Atau dengan akurasi yang sangat baik.

Anjing mendeteksi bau itu dengan spesifisitas hingga 92 persen, yang berarti risiko rendah hasil positif palsu. Positif palsu yang dimaksud yakni anjing mendeteksi bahwa orang mengidap COVID-19 padahal sebenarnya tidak.

Akurasi ini lebih tinggi daripada yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk diagnosis COVID-19, kata tim Profesor Logan. Anjing-anjing itu mengungguli tes lain yang memiliki sensitivitas antara 58 persen dan 77 persen.

Baca Juga : Sempat Ditunda Karena Covid-19, Lutra Siap Ikut PENAS XVI di Padang

Pakar independen memperingatkan bahwa temuan tersebut perlu direplikasi dalam situasi nyata.

“Bukti studi konsep ini menunjukkan bahwa anjing pendeteksi terlatih dapat digunakan di tempat-tempat seperti bandara, stadion olahraga, dan tempat konser,” kata Lawrence Young, seorang ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick.

Komentar