ABATANEWS, JAKARTA — Serangan siber terhadap Departemen Keuangan Amerika Serikat kembali menjadi sorotan, kali ini diduga dilakukan oleh kelompok peretas asal China, Silk Typhoon, yang juga dikenal sebagai Hafnium.
Menurut laporan Bloomberg, kelompok ini berhasil mengakses dokumen dan perangkat kerja Departemen Keuangan dengan mencuri kunci digital dari BeyondTrust Inc., penyedia layanan pihak ketiga yang bekerja sama dengan pemerintah AS.
Mengutip Bleeping Computer (10/1/2025), Silk Typhoon dikenal sebagai Kelompok Ancaman Persisten Tingkat Lanjut (APT) yang didukung negara Tiongkok. Mereka sering menjadi aktor utama dalam spionase siber yang menargetkan berbagai sektor penting di negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Vietnam.
Baca Juga : Mahfud Sebut Sudah Mulai Tahu Siapa Bjorka, Johnny G Plate Akhirnya Ngaku Data Bocor
Target serangan mereka mencakup kontraktor pertahanan, think tank, organisasi non-pemerintah, hingga sektor pendidikan tinggi.
Kelompok ini terkenal dengan teknik canggihnya, termasuk eksploitasi kerentanan zero-day dan penggunaan alat seperti web shell China Chopper.
Salah satu serangan mereka yang paling terkenal terjadi pada 2021, ketika Hafnium mengeksploitasi celah keamanan Microsoft Exchange Server, yang membahayakan lebih dari 68.500 server di seluruh dunia sebelum patch keamanan dirilis.
Baca Juga : Pemerintah Bentuk Timsus Lawan Hacker, Bjorka: Perlu Bantuan Saya?
Menanggapi ancaman ini, pemerintahan Joe Biden tengah menyusun langkah strategis untuk memperkuat keamanan siber di instansi pemerintah.
Salah satu inisiatif utamanya adalah mengembangkan perintah eksekutif yang mewajibkan penerapan otentikasi identitas dan enkripsi yang kuat. Selain itu, pedoman baru untuk penyedia layanan cloud juga akan diberlakukan, meliputi penggunaan otentikasi multifaktor, kata sandi yang kompleks, dan penyimpanan kunci kriptografi menggunakan perangkat keras.
Ancaman yang ditimbulkan oleh Silk Typhoon menunjukkan betapa pentingnya perlindungan keamanan siber di era digital.
Baca Juga : Presiden Jokowi Panggil Kepala BSSN, Mahfud MD Akui ‘Kehebatan’ Hacker Bjorka
Tidak hanya menyerang sektor pemerintah, kelompok ini juga menargetkan berbagai sektor lain, menjadikannya ancaman global yang membutuhkan respons kolektif lintas negara.