ABATANEWS, JEMBER – Aktivitas vulkanik Gunung Raung kembali menguji kesiapsiagaan warga di sekitar lereng gunung. Erupsi yang terjadi pada Minggu pagi, 15 Juni 2025, menyebabkan hujan abu tipis di beberapa desa di Kabupaten Jember, memicu gerak cepat petugas untuk menyalurkan bantuan darurat.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lapangan dan membagikan masker kepada warga terdampak, menyusul arah angin yang membawa material abu ke wilayah selatan. Upaya ini menjadi bagian dari antisipasi dampak kesehatan akibat paparan abu vulkanik yang bisa mengganggu saluran pernapasan.
Gunung Raung sendiri tercatat mengalami erupsi pada pukul 06.28 WIB dengan kolom letusan setinggi sekitar 1.200 meter di atas puncak, atau berada pada ketinggian 4.532 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga : Semeru Erupsi, Tinggi Abu Mencapai 1000 Meter
“Terjadi erupsi Gunung Raung pada pukul 06.28 WIB dan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.200 meter di atas puncak atau ketinggiannya 4.532 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Raung, Mukijo, dalam laporan tertulis yang diterima di Jember, Minggu (15/6/2025), seperti dilansir dari Antara.
Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang terpantau mengarah ke tenggara. Mukijo menambahkan bahwa hingga laporan tersebut dibuat, aktivitas erupsi masih terus berlangsung.
Catatan kegempaan selama 24 jam pada hari sebelumnya (14 Juni 2025) menunjukkan Gunung Raung mengalami serangkaian aktivitas, termasuk empat kali gempa letusan, satu gempa tektonik lokal, satu gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus.
Baca Juga : 40 Pendaki Ada di Gunung Marapi Sumbar Saat Erupsi
“Pengamatan secara visual, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-1.500 meter dari puncak,” ujarnya.
Meski begitu, status Gunung Raung masih berada pada Level II (Waspada). Mukijo mengimbau agar masyarakat maupun wisatawan tetap waspada dan tidak berada dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak. Aktivitas di sekitar kaldera serta bermalam di kawasan gunung juga dilarang untuk menghindari risiko erupsi susulan.
Erupsi ini menjadi pengingat bagi warga dan pihak berwenang untuk terus menjaga kesiapsiagaan terhadap potensi bencana alam, terutama di wilayah yang berada di bawah bayang-bayang aktivitas gunung berapi aktif seperti Gunung Raung.