ABATANEWS, JAKARTA — Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) menyoroti perseteruan antara Majalah Tempo dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Wakil Ketua Umum PP GP Ansor, H. Muh Mabrur, menilai langkah yang diambil Menteri Amran perlu dilakukan untuk menegaskan bahwa media tidak bisa seenaknya melakukan framing negatif atau menyebarkan fitnah terhadap lembaga maupun individu.
Menurut Mabrur, kebebasan pers dalam sistem demokrasi tetap memiliki batasan nilai dan moralitas.
Baca Juga : Mentan Amran “Sapu Bersih” Pengecer Nakal, 190 Izin Dicabut Demi Lindungi Petani
“Tempo kan sudah divonis bersalah sama Dewan Pers, artinya Tempo memang keliru dalam hal ini. Jadi jika dibawa ke meja hijau, ya Tempo harus menghadapi itu dengan argumentasi dan fakta-fakta yang dianggapnya kuat,” kata Mabrur, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (5/11/2025).
Ia menambahkan, selama menjabat, Menteri Amran menunjukkan kinerja yang baik dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Beliau beli gabah petani dengan harga tinggi, cadangan stok beras kita melimpah sampai lebih 3 juta ton, akhirnya gak impor. Ini prestasi,” ujarnya.
Baca Juga : Presiden Prabowo Perintahkan Mentan Amran Produksi Pupuk Berkualitas Harga Terjangkau
Mabrur menegaskan, gugatan hukum yang dilayangkan Menteri Amran terhadap Tempo bukan bertujuan menjatuhkan media tersebut, melainkan menjadi pelajaran agar media tetap objektif dan tidak tendensius.
“Saya yakin Pak Mentan tidak anti kritik. Beliau pejabat senior, bukan kali ini saja menjabat sebagai menteri. Di era seterbuka sekarang ini, jika ada pejabat anti kritik, sama halnya menggali kuburan sendiri,” tutur Mabrur.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar Tempo lebih fokus mengangkat isu-isu strategis seperti pemberantasan mafia pangan, ketimbang menyerang pribadi pejabat publik.
Baca Juga : Bertemu Mentan, Munafri Inisiasi Program Green House Perkotaan
“Pak Amran kan saat ini getol melawan mafia pangan. Nah, kenapa saat Mentan lagi gencarnya lawan mafia pangan, tiba-tiba Tempo memframing negatif dan jahat ke Mentan? Ini pertanyaan tersendiri, ada apa?” pungkasnya.