ABATANEWS, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memberi sinyal untuk menaikkan harga BBM jenis Pertamax RON 92.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Senayan, Jakarta, pada Senin (28/3/2022).
Menurut Nicke, Pertamax memang wajar untuk dinaikkan harganya. Selain mengikuti harga minyak mentah dunia, di Indonesia, Pertamax juga digunakan oleh pengguna kendaraan dengan tingkat ekonomi tinggi atau orang kaya.
Baca Juga : Daftar Harga BBM Per-1 November, Harga Non Subsidi Kembali Naik
“Hari ini Pertamax belum mengikuti mekanisme pasar, jadi dukungan untuk Pertamax masih perlu,” kata Nicke.
Sejauh ini, Pertamina baru menaikkan harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertadex yang secara volume penjualan hanya 2 persen dari total penjualan BBM milik Pertamina.
“Itu kecil sekali dan RON tinggi sehingga yang (membeli) masyarakat kaya. Even Pertamax digunakan masyarakat untuk mobil-mobil yang bagus, jadi sudah sewajarnya kemudian dinaikkan,” ujarnya.
Baca Juga : Kementerian ESDM Ungkap Alasan Pembatasan BBM Subsidi Batal Dilakukan
Nicke menuturkan, Pertamax pada dasarnya bukan ditujukan untuk masyarakat bawah. Terlihat dari penjualan Pertamax hanya 20 persen dari total penjualan, berbeda dengan Pertalite yang menjadi mayoritas.
Sementara itu, pemerintah sampai saat ini belum mau membebani kenaikan harga minyak dunia ini kepada masyarakat dengan kenaikan harga Pertamax maupun Pertalite. Nicke mengatakan, beban ini memang tidak akan hilang hingga kapanpun.
“Beban bisa ke Pertamina, pemerintah, atau ke masyarakat. Ini harus balance. Kalau kita tidak ingin meningkatkan beban ke masyarakat, artinya seperti sekarang kebijakan pemerintah adalah tidak ada kenaikan harga BBM maupun LPG subsidi,” jelasnya
Baca Juga : Pemerintah Tegaskan BBM Subsidi Bukan untuk Kelas Atas
Sebelumnnya, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengingatkan untuk menaikkan harga Pertamax dalam waktu dekat, sembari mengikuti isu dan perkembangan geopolitik dunia.