ABATANEWS, MAKASSAR – Indonesia baru saja merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-78 tahun pada Kamis (17/8/2023). Namun, masih banyak pekerjaan rumah atau PR besar yang harus dihadapi.
Salah satunya, adalah masalah pendidikan di Indonesia. Di mana untuk ajaran tahun 2023-2024 ini, ternyata angka putus sekolah menggalami kenaikan.
Hal tersebut pun menjadi perhatian Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Buya Amirsyah Tambunan. Menurutnya, naiknya angka putus sekolah membuat hakikat kemerdekaan belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Baca Juga : MUI Tegaskan Fatwa Boikot Produk Israel Belum Dicabut, PBNU: Ini Jihad Damai
“Misalnya masih banyak anak bangsa yang hidupnya kurang beruntung. Data tren angka putus sekolah di Indonesia kembali meningkat tahun ajaran 2022/2023,” kata Buya Amirsyah dikutip laman MUI, Jumat (18/8/2023).
Buya Amirsyah mengungkapkan, data dari Kemendikbud mencatat sepanjang tahun ajaran 2022/2023 jumlah siswa putus sekolah tingkat SD mencapai 40.623 orang. Sementara tngkat SMP 13.716 orang, tingkat SMA 10.091 orang dan SMK 12.404 orang.
Sekjen MUI sangat menyayangkan terjadinya kenaikan angka kasus putus sekolah di Indonesia tersebut. Padahal menurutnya, cita-cita kemerdekaan di antaranya untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Baca Juga : MUI Pastikan Produk Tuak Hingga Wine Dapat Sertifikat Halal BPJPH Menyalahi Standar
“Oleh sebab itu diperlukan semangat untuk berjuang memberantas kebodohan,” sambungnya.
Buya Amirsyah menyebut bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, Buya Amirsyah mendorong agar pemerintah memprioritaskan pendidikan untuk memajukan Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Buya Amirsyah menjelaskan, bila pendidikan di Indonesia semakin tinggi dan merata, maka kesejahteraan rakyat akan semakin meningkat. “Sebaliknya kesenjangan hasil pendidikan akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.