ABATANEWS.COM – Sebentar lagi, Hari Raya Idul Adha akan segera tiba. Setiap kali Hari Raya Idul Adha tiba maka ibadah kurban dianjurkan. Namun, tak sedikit yang masih merasa kesulitan untuk melakukan ibadah kurban, terutama karena membutuhkan biaya besar.
Pendakwah Buya Yahya mengingatkan bahwa ibadah kurban bukanlah sekali seumur hidup, tetapi dianjurkan dilakukan setiap tahun.
“Kurban itu adalah amalan yang hanya ada di bulan Haji. Setiap bulan Haji tiba maka kurban itu dianjurkan. Yang perlu kami sampaikan, kurban itu bukan seumur hidup sekali,” kata Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah TV.
Baca Juga : Viral Pria Mualaf di Papua Bawa Seekor Babi ke Mesjid Sebagai Hewan Kurban
Kurban merupakan ibadah sunnah, bukan kewajiban. Namun, ibadah kurban merupakan ibadah sunnah yang pahalanya luar biasa besar.
“Jadi kurban itu dianjurkan setiap tahun. Kurban sunnah dan tidak ada ibadah kurban kecuali di bulan Haji. Kalau hari ini kita menyembelih kambing, kita bagi-bagi fakir miskin pahalanya gede tapi tidak bisa mengalahkan kurban,” lanjut Buya Yahya.
Buya Yahya membandingkan kebiasaan di negeri Arab yang setiap keluarga sebisa mungkin melaksanakan ibadah kurban saat Idul Adha tiba. Sehingga saat pembagian, kadang seorang bisa mendapat setengah karung daging kurban. Sementara di Indonesia, pembagian daging kurban biasanya hanya seukuran satu kantong plastik.
Baca Juga : Perayaan Idul Adha 1445 H, Pemkot Makassar Sembelih 62 Hewan Kurban
Oleh karena itu, sebaiknya umat Islam bisa mencari cara agar bisa melaksanakan ibadah kurban setiap tahunnya karena semua profesi punya kesempatan yang sama untuk bisa berkurban.
“Yang jelas kita harus berubah. Nabung. Kalau hari ini Anda belum bisa kurban, Anda niat tahun depan ‘saya harus kurban, harus kurban’. Jangan kalah sama satu orang. Ini kisah seorang tukang becak,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya kemudian menjelaskan cara yang bisa diikuti agar bisa berkurban setiap tahun. Dia mengajak untuk belajar dari kisah inspiratif seorang tukang becak yang tidak memiliki harta kekayaan tapi tetap bisa berkurban setiap tahun.
Baca Juga : Doa Kurban yang Benar, Berikut Bacaan Yang Perlu Diketahui
Cara yang dilakukan oleh tukang becak itu adalah membeli kambing-kambing kecil setelah Hari Raya Idul Adha selesai karena saat itu harga kambing mulai lebih murah. Dia membeli tiga kambing kecil-kecil dan dibawa ke rumah. Dia memelihara tiga kambingnya dengan sangat baik selama setahun.
Setiap harinya sambil mencari rezeki dengan menarik becak, tukang becak itu menyempatkan diri untuk memberi makan rumput untuk kambing-kambingnya. Hingga setahun berlalu, kambing-kambingnya sudah besar dan bisa dijadikan untuk hewan kurban.
“Di kampung rupanya tukang becak itu selalu kurbannya paling gede. Yang pasti satu, kadang-kadang dua (kambing). Yang pasti satu setiap tahun. Cuma beliau ini tukang becak cerdas. Jadi setiap bulan Haji selesai, dia ke pasar cari kambing dan selalu beli tiga, kecil-kecil. Taruh di rumahnya jadi setiap sambil becak itu dia sambil beri rumput, setiap hari begitu. Tahun depan (kambingnya) gede,” cerita Buya Yahya.
Baca Juga : Danny Pomanto Terima Sapi Kurban dari Indomaret Cabang Makassar
Meski tukang becak itu memiliki tiga kambing tapi tidak disembelih semua, yang disembelih satu atau dua kambing. Yang satunya dijual untuk kemudian uangnya digunakan untuk membeli kambing-kambing kecil lagi setelah Idul Adha selesai.
“Yang satu dijual. Jadi kambingnya kan tiga. Kadang-kadang mati satu, tinggal dua. Kalau dua, satu dijadikan kurban, yang satu dijual sebelum Haji, dapat duit. Setelah bulan Haji beli lagi tiga. Cerdas dia. Beli tiga dipelihara lagi, nanti terus tahun depan begitu,” tambah Buya Yahya.
Begitu seterusnya hingga tukang becak itu tidak pernah melewatkan Idul Adha tanpa berkurban setiap tahunnya. Bahkan dia bisa menyembelih hewan kurban jenis kambing yang paling besar di kampungnya.
Baca Juga : Pemkot Makassar Lepas 100 Orang Tim Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban 1445 H
“Jadi dia enggak pernah absen setiap tahun menyembelih kurban padahal dia seorang tukang becak,” pungkas Buya Yahya.
Kisah tukang becak ini bisa menjadi contoh bagi umat Muslim untuk mulai mempersiapkan diri jika niat berkurban setiap tahun. Jika tidak memiliki kesanggupan dana untuk membeli yang besar sekaligus maka bisa membeli kambing kecil mulai dari sekarang untuk dipelihara dan bisa untuk dikurbankan pada tahun depan.