ABATANEWS, JAKARTA — Arab Saudi terus menorehkan langkah besar dalam upayanya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, mencetak skor evaluasi tertinggi sepanjang sejarah pencalonan Piala Dunia dengan 419,8 dari 500 poin menurut laporan FIFA.
Keputusan resmi akan diumumkan pada Kongres FIFA 11 Desember mendatang. Jika terpilih, Arab Saudi akan menjadi negara kedua di Timur Tengah yang menyelenggarakan Piala Dunia, setelah Qatar sukses melakukannya pada 2022.
Infrastruktur Megah dan Ambisi “Stadion di Langit”
Baca Juga : Jelang Lawan Jepang, Indonesia Dapat Sanksi Dari FIFA
Meski delapan stadion, termasuk Stadion Internasional Raja Salman berkapasitas lebih dari 90 ribu orang, masih dalam tahap perencanaan, Arab Saudi menampilkan visi ambisius. Salah satu proyek andalan adalah “stadion di langit” di kota futuristik Neom.
Stadion ini dirancang berada 350 meter di atas permukaan tanah. Namun, FIFA mengkategorikan proyek ini sebagai “risiko sedang” terkait kesiapan infrastruktur, mengingat skala besar dan desain inovatifnya.
“Karena skala keseluruhan proyek stadion, serta desain dan konfigurasi baru yang diusulkan dalam beberapa kasus, ada profil risiko yang meningkat,” tulis pernyataan FIFA.
Baca Juga : Berikut Daftar Lengkap Pemenang Ballon D’or 2024, Vinicius Junior Beri Reaksi
Meski demikian, Arab Saudi diyakini mampu mengatasi tantangan ini berkat dukungan finansial yang kuat dan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pembangunan.
Tantangan Iklim dan Jadwal Turnamen
Salah satu tantangan utama adalah iklim panas di Arab Saudi selama musim panas. FIFA menyarankan turnamen kemungkinan besar akan digelar antara Oktober dan April, mengikuti pola yang diterapkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar.
Baca Juga : Sekjend PSSI Sebut FIFA Tak Tanggapi Permintaan Bahrain Pindah Venue Lawan Indonesia
Selain itu, jadwal turnamen juga perlu mempertimbangkan peristiwa keagamaan besar seperti Ramadhan dan Haji, yang menarik jutaan jemaah dari seluruh dunia setiap tahunnya.
Hak Asasi Manusia: Risiko dan Harapan
FIFA menyoroti bahwa isu hak asasi manusia di Arab Saudi masuk kategori “risiko sedang”. Organisasi ini mencatat bahwa meskipun ada kebutuhan signifikan untuk perbaikan, menjadi tuan rumah Piala Dunia dapat memberikan dampak positif terhadap upaya peningkatan hak asasi manusia di negara tersebut.
Baca Juga : 4 Wasit Indonesia Berlisensi FIFA Pimpin Laga AFC Champions League Two
“Peningkatan dalam isu hak asasi manusia di Arab Saudi membutuhkan waktu dan upaya signifikan,” ujar laporan FIFA.
Dengan tekad besar dan komitmen terhadap pembangunan, Arab Saudi diharapkan mampu menjadikan turnamen ini sebagai momentum perubahan.
Piala Dunia Sebagai Simbol Transformasi
Baca Juga : PSM Pastikan Sanksi Dari FIFA Diselesaikan Sebelum Kompetisi Musim 2024-2025 Dimulai
Arab Saudi tidak hanya bertujuan menjadi tuan rumah kompetisi olahraga terbesar dunia, tetapi juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan transformasi nasionalnya.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, negara ini berupaya menjadikan Piala Dunia 2034 sebagai simbol kemajuan dan pembaruan.
Meski tantangan tetap ada, Arab Saudi optimis bahwa persiapan yang matang dan ambisi besar akan menjadikannya tuan rumah yang sukses dan berpengaruh di panggung dunia.