Senin, 04 Desember 2023 09:33

Ade Armando Akhirnya Minta Maaf Usai Hina Yogyakarta

Ade Armando Akhirnya Minta Maaf Usai Hina Yogyakarta

ABATANEWS, JAKARTAAde Armando akhirnya minta maaf kepada masyarakat Yogyakarta. Hal itu dilakukan viral pernyataannya yang menyebut politik dinasti sesungguhnya ada di Yogyakarta.

“Melalui video ini saya ingin mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya seandainya video saya yang terakhir tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Ade Armando sebagaimana dilihat Tim Tugu Jogja dalam video klasifikasinya pada Senin (4/12/2023).

Ade mengaku pihaknya sendiri sudah mendengar kabar bahwa akan ada aksi yang akan dilakukan oleh masyarakat di Yogyakarta di Kantor DPW PSI Yogyakarta yang ingin mendesak penangkapannya. Hal itu mengingat Ade Armando merupakan salah satu politisi dari partai tersebut.

Baca Juga : PSI Sebut Kaesang Memang Tak Pernah Minat Maju Pilkada 2024, Percaya?

Meski berasal dari partai PSI, Ade Armando menegaskan bahwa kalimat yang disampaikannya itu murni merupakan sikap politiknya sendiri dan tidak mewakili sikap partai PSI di Yogyakarta.

“Ini tidak ada hubungannya dengan pandangan politik sikap politik maupun polisi dari DPP PSI dan DPW PSI Yogyakarta. Itu sepenuhnya pandangan saya,” ujarnya.

Meski demikian, Ade menyebut pihaknya meminta maaf atas arahan dari DPP PSI.

Baca Juga : PSI Klaim Lolos ke Senayan, Punya Survei Internal yang Disembunyi

“Saya mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya pada segenap pihak bila ternyata video tersebut telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan,” ulangnya.

Sebelumnya, Ade disorot karena kalimatnya yang menimbulkan kontroversi. dalam video sebelumya, dia mengkritik aksi yang dilakukan oleh BEM UI, UGM, dan sejumlah BEM lain yang digelar di Yogyakarta yang protes akan praktik politik dinasti menjelang Pilpres 2024. Ade merasa ironis dengan aksi mahasiswa itu lantaran politik dinasti sesungguhnya berada di Yogyakarta yang menjadi lokasi aksi mereka. hal itu lantaran Gubernurnya tidak dipilih berdasarkan sistem demokrasi.

“Anak-anak BEM ini harus tahu dong, kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah DIY. Gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu,” imbuhnya.

Penulis : Azwar
Komentar