ABATANEWS – Pandemi Covid-19 diprediksi akan berakhir pada tahun 2022.
“Mulai hari ini, dalam setahun, saya berasumsi (pandemi berakhir),” kata Kepala Eksekutif Moderna Inc atau MRNA.O, Stéphane Bancel, Bancel dikutip dari Reuters, Jumat (24/9/2021).
Bancel tidak sembarang menyampaikan prediksi. Menurutnya, ada beberapa faktor pendukung berbasis data ilmiah.
Baca Juga : Eks Kadinsos Makassar Jadi Tersangka Kasus Mark Up Bansos Covid-19
Pertama, karena produksi vaksin sudah semakin banyak dunia. Kedua, sudah banyak masyarakat divaksinasi.
“Jika Anda melihat kapasitas produksi di seluruh industri selama enam bulan terakhir, ada dosis yang cukup tersedia sampai pertengahan tahun depan. Sehingga semua orang di bumi ini dapat divaksinasi. Booster juga harus dimungkinkan sejauh yang diperlukan,” ucap Bancel.
Selain itu, Bancel menyebut dalam waktu dekat vaksinasi untuk bayi akan tersedia. Artinya, semua kelompok manusia sudah bisa divaksin mulai dari bayi hingga lansia.
Baca Juga : Ahmad Dhani Tuai Hujatan Usai Sebut K-Pop Seperti Wabah Covid-19
“Mereka yang tidak divaksinasi akan mendapat antibodi mereka sendiri secara alami, karena varian Delta sangat menular. Dengan cara ini, kita akan berakhir dalam situasi yang mirip dengan flu,” kata Bancel.
“Anda dapat divaksinasi dan memiliki musim dingin yang baik. Atau Anda tidak divaksin dan berisiko sakit dan bahkan mungkin berakhir di rumah sakit,” tambah dia.
Bancel menuturkan, agar pandemi COVID-19 segera berakhir, dirinya berharap seluruh pemerintah di dunia menyetujui suntikan booster. Sebab, mereka yang sudah dua kali divaksin masih berpotensi terpapar COVID-19.
Baca Juga : Pemerintah Indonesia Resmi Cabut Status Pandemi COVID-19
Lebih lanjut, Bancel mengatakan Moderna juga terus mengembangkan vaksin COVID-19. Menurutnya, karena diprediksi masih ada varian baru yang mungkin lebih berbahaya dibanding varian Delta.
“Kami saat ini sedang menguji varian yang dioptimalkan Delta dalam uji klinis. Mereka akan menjadi dasar untuk vaksinasi booster di tahun 2022. Kami juga mencoba Delta plus Beta, mutasi berikutnya yang diyakini para ilmuwan kemungkinan besar terjadi,” tutup dia.