Senin, 10 Oktober 2022 15:15

Warga Keluhkan Layanan PDAM Pinrang: Air Keruh, Pembayaran Tidak Jelas

Sejumlah warga di Pinrang mengeluh terkait air dari PDAM yang kerap kotor dan berbau. (Kolase foto: Istimewa)
Sejumlah warga di Pinrang mengeluh terkait air dari PDAM yang kerap kotor dan berbau. (Kolase foto: Istimewa)

ABATANEWS, PINRANG — Sejumlah warga Pinrang mengeluhkan pelayanan PDAM Pinrang. Air yang mereka dapatkan dianggap tidak layak.

Seperti yang terjadi Perumahan Sekkang Mas, Kecamatan Sawitto. Sahar, salah satu warga mengatakan, air yang disalurkan lewat PDAM dianggap sangat tidak layak.

“Kotor sekali airnya. Yang saya tahu, kalau PDAM itu penyedia air bersih, tapi kadang bahkan keruh,” jelas Sahar saat dikonfirmasi, pada Senin (10/10/2022).

Baca Juga : HUT PDAM ke-99, Danny Pomanto Minta Ada Paradigma Baru Perlindungan Sumber dan Konservasi Air

Memang, berdasarkan informasi yang diterima dari sejumlah gambar dan video, tampak air PDAM yang mengalir ke rumah warga tampak kotor. Bahkan, kerap berbau.

“Jadi kita di sini itu harus diamkan dulu air di baskom kalau malam, supaya bisa dipakai mandi,” katanya.

Hal yang sama dikeluhkan oleh Ilham, warga Cora, Kecamatan Mattiro Bulu. Menurutnya, air PDAM yang sampai di rumahnya tidak bisa disebut mengalir.

Baca Juga : Rakorsus PDAM Makassar 2022, Wali Kota Danny Tekankan Profesionalisme dan Kekompakan

“Lambat sekali, tapi menetes-menetes juga kadang. Kalau kebetulan kita ada keperluan mendesak, ya sudah, kita kadang tidak dapat kebagian air,” terang Ilham.

Bukan cuma itu, ia kerap miris, bila sejumlah warga mengeluh tentang air PDAM yang kerap digunakan untuk berwudu, justru tidak mengalir.

Selain itu, ia juga heran dengan cara PDAM Pinrang menetapkan pembayaran tagihan. Kata Ilham, sepertinya ada perbedaan tagihan rekening di tiap rumah.

Baca Juga : Tagih Tunggakan Serentak, Beni Iskandar Tekankan Penutupan Bagi Penunggak

“Ini bukan cuma saya yang alami. Kita warga juga kadang heran, pembayaran kita beda-beda, padahal secara kasat mata sama. Misalnya sama-sama 4 orang di satu rumah dan kelihatannya pemakaian sama, tapi pembayaran biasa beda dua kali lipat. Saya bayar sekitar 70-80 per bulan, sedangkan rumah yang lain cuma sekitar 30-35 ribu per bulan,” papar Ilham.

Ia pun mengaku, kerap mengeluhkan hal ini kepada pegawai PDAM, baik secara langsung atau melalui forum pelanggan. Tapi lagi-lagi, katanya, seolah tak ada itikad baik dari PDAM untuk merespons keluhan pelanggan.

“Padahal kita bayar. Kalau kita telat, kita didenda. Giliran kita yang mengeluh, mereka tak buat apa-apa,” pungkasnya.

Penulis : Wahyuddin
Komentar