Jumat, 11 Agustus 2023 15:01

Viral Santri Ma’had Al Jamiah Protes Dapat Makanan Basi, Ini Respon Wakil Rektor UIN Walisongo

Empat santri Mahad Al Jamiah UIN Walisongo keluhkan soal makanan basi. (Tangkapan layar TikTok @mimshw03)
Empat santri Mahad Al Jamiah UIN Walisongo keluhkan soal makanan basi. (Tangkapan layar TikTok @mimshw03)

ABATANEWS.COM – Video keluhan empat santri Ma’had Al Jamiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, viral di media sosial. Mereka mengaku sering mendapat makanan tidak layak dan sudah basi. Video tersebut viral setelah dibagikan oleh akun TikTok @mimshw03.

Dalam video tersebut, terlihat empat orang santri memperlihatkan kotak makanan yang berisi nasi dan lauknya yang diklaim sudah basi. Mereka mengaku tidak kuat dengan fasilitas prasarana dari pihak Ma’had Al Jamiah UIN Walisongo Semarang.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kami dari santri Ma’had al Jamiah UIN Walisongo Semarang sudah tidak kuat akan fasilitas prasarana yang diberikan oleh UIN Walisongo Semarang yang seakan tidak menganggap kami sebagai manusia,” tutur santri berkerudung hitam.

Baca Juga : Viral Kotak Donasi Baju Malah Dipenuhi Tumpukan Sampah, Netizen: Darurat Membaca

Santri lainnya menjelaskan bahwa ini bukan pertama kali mereka mendapat makanan basi.

“Bukan hanya sekali kami dikasih makanan basi, bukan ketiga kali ini, sudah lebih dari tiga kali kami diberi makanan basi. Kita manusia untuk apa makanan basi seperti ini dikasihkan ke kami, kami enggak butuh. Dan kalau kalian enggak niat ngasih makan kami itu enggak usah,” ujar santri berkerudung coklat sambil memperlihatkan kotak makanannya.

Santri berkerudung hitam membeberkan harga yang harus dikeluarkan untuk bisa menikmati prasarana dan fasilitas di Ma’had ini. Mereka juga mempertanyakan kelayakan fasilitas prasana dan kesanggupan pihak terkait.

Baca Juga : Viral Rumah di Jogja Dijual Rp25 Juta, Dianggap Seram hingga Disorot Joko Anwar

“Apakah kalian pikir kami ini hewan yang bisa kalian jadikan bahan uji coba kelayakan ma’had kalian? Sekiranya tidak bisa memfasilitasi kami dengan baik tidak usah mewajibkan Ma’had al Jamiah ini. Uang 3 juta bukan suatu hal yang sangat rendah bagi kami dari keluarga yang biasa,” tambah santri berkerudung hitam.

Terlihat seorang santri berkerudung abu-abu mulai menangis, sementara seorang santri lainnya berusaha menenangkannya. Sontak, video tersebut menuai berbagai komentar dari netizen.

“Mungkin itu nasi nya masih panas trus dimasukin wadah dan langsung di tutup dan jadi nya berlendir,” tulis akun @Nuh***.

Baca Juga : Viral Bayi Tertahan di Bidan Karena Orangtua Belum Mampu Lunasi Biaya Persalinan Rp2,5 Juta

“Mungkin petugas cateringnya masak terlalu pagi karena dikejar waktu menyediakan makanan segitu banyak untuk para santri,” tulis akun @anj***.

“Adek saya kemaren lulus dr Ma’had, Alhamdulillah walopun ngeluh ttp kita support buat bertahan, urusan makan memang sangat memprihatinkan,” tulis akun @ZH_***.

“Permasalahannya mungkin di catering,” tulis akun @nur***.

Baca Juga : Pria Ini Janji Ngesot ke Madura Jika Timnas Indonesia Menang, Kini Ditagih Netizen

“Kayaknya gara2 nasinya panas atau lauknya panas terus tempatnya ditutup makanya basi ya kak? semoga ada jalan tengahnya deh,” tulis akun @sen***.

Menanggapi video viral tersebut, Achmad Arief Budiman selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama UIN Walisongo telah memberikasi klarifikasi dengan menyampaikan beberapa poin dalam pernyataan resmi press release Nomor: 3853/Un.10.0/R3/KM/02.05/08/2023.

Achmad menjelaskan bahwa yang disampaikan para mahasiswa tersebut tidak sepenuhnya benar. Namun, dia tidak menampik ada layanan yang kurang.

Baca Juga : Warga Jepara Habiskan Rp250 Juta untuk Bikin Jembatan Usai Jalan Ditutup Tetangga

“Meskipun informasi yang tersebar itu tidak sepenuhnya benar. Namun bagi UIN Walisongo ini merupakan pengingat yang perlu direspon secara positif. Sehingga telah dilakukan evaluasi terhadap mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin sebagai upaya penjaminan mutu untuk periode selanjutanya,” kata Achmad dalam keterangannya.

Achmad menjelaskan bahwa layanan katering bagi santri Ma’had al-Jamiah bukanlah program wajib. Santri diperbolehkan untuk memilih meneruskan atau berhenti berlangganan katering pada bulan kedua.

“Untuk bulan pertama diputuskan disediakan katering sebagai upaya membantu memfasilitasi santri baru yang datang dari luar daerah, luar propinsi, luar pulau yang dimungkinkan belum cukup mengenali medan dan lingkungan kampus. Sehingga jika tidak dibantu penyediaan makanan, mereka akan kesulitan. Bulan berikutnya dipersilahkan untuk memutuskan antara dua pilihan tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga : Fokus Nonton Bola di Handphone, Pria Ini Terjatuh ke Celah Peron KRL

Untuk mengatasi masalah ini, Achmad berjanji akan memperbaiki dan melengkapi fasilitas bagi santri.

“Momentum ini akan dipergunakan secara positif untuk segera dilakukan evaluasi secara komprehensif, serta dilakukan koordinasi dengan pihak mitra dalam rangka memperbaiki dan melengkapi fasilitas yang ada,” pungkas Achmad.

Penulis : Nidi
Komentar